Pages

Thursday, October 13, 2011

Korban Pendidikan "moderen" Re: [Koran-Digital] Waria Juga Punya Hak Beribadah

Kami yang normal dan sadar akan kesalahan dan dosa Waria pun punya hak buat menolak mereka mencampur adukkan yang haq dengan yg bathil!


Inilah hasil pendidikan yang amburadul baik di lembaga pendidikan (manapun) maupun di rumah. Pendidikan Agama memang sebuah keperluan mendesak di seluruh lini pendidikan dengan cara yang benar dan jauh dari kesesatan perfikir liberal a la orientalis yang memandang semua agama sama dan agama adalah urusan pribadi penganut dan Tuhannya, serta HAM adalah tolok ukur kebenaran.

Inna lillaah!

RSA

2011/10/14 Koran Digital <korandigital@gmail.com>
Waria Juga Punya Hak Beribadah PDF Print
Friday, 14 October 2011
Siang itu Sukisno alias Novi,42, terlihat sibuk melayani salah satu pelanggan di salonnya. Dengan terampil tangannya memegangi rambut bagian belakang pelanggan itu lalu dijepit agar membentuk gulungan-gulungan kecil.

Sesekali dia mengajak ngobrol pelanggannya itu melalui cermin yang ada di depannya. Itulah keseharian Sukisno, pemilik Salon Novi yang berlokasi di Jalan Veteran, Kota Bojonegoro.Di tengah kesibukannya mengelola salon,hati Sukisno sebenarnya sedang bahagia tidak terkira. Benar,Sukisno sebentar lagi akan berangkat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

Dialah satu-satunya jamaah haji asal Bojonegoro yang berstatus waria. Sesuai rencana,Sukisno masuk dalam kelompok terbang (kloter) 61 dan akan berangkat dari Bojonegoro pada 22 Oktober.Dia akan berangkat haji bersama ayahnya,Tukiwan,68,yang kini tinggal di Desa Mori, Kecamatan Trucuk,Kabupaten Bojonegoro."Saya bahagia sekali.Setelah sekian lama menunggu,akhirnya bisa berangkat haji tahun ini," ungkap Sukisno saat ditemui SINDOdi salonnya,kemarin.

Novi akan dikelompokkan dalam jamaah haji pria.Dia pun mengenakan pakaian haji layaknya jamaah pria.Meskipun, dalam kesehariannya dia lebih sering memakai baju perempuan.Sukisno sudah menyiapkan segala perbekalan untuk menunaikan ibadah haji.Di antaranya,berkas perlengkapan haji,pakaian ganti,koper,hingga peralatan merawat diri selama berada di Tanah Suci.Selain itu,dia juga menyiapkan perbekalan untuk ayahnya.

"Semua perbekalan untuk berangkat haji sudah lengkap.Kini tinggal berangkat,"ucapnya. Keinginan Sukisno untuk menjalankan ibadah haji sudah terpendam cukup lama.Dia mendaftar haji tahun 2007.Dia juga mendaftarkan haji ayahnya yang sehari-hari bekerja sebagai petani di kampungnya itu pada tahun yang sama di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro.

Keinginan untuk menunaikan ibadah haji bersama ayahnya itu murni dari dalam lubuk hatinya.Baginya, menunaikan ibadah haji selain menunaikan rukun Islam yang kelima,juga sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan rezeki yang diterimanya. Sukisno adalah anak ketiga dari lima bersaudara.Sewaktu masih duduk di sekolah dasar, ibunya,Samurah,meninggal dunia.Kondisi kemiskinan memaksanya berhenti menimba ilmu sampai sekolah dasar.Sukisno kecil saat itu hidup serba susah.

Dia sempat bekerja sebagai penggembala sapi dan kambing di kampungnya selama beberapa tahun. Menginjak remaja,perilaku Sukisno mulai berubah.Meski kondisi tubuhnya tampak sebagai anak laki-laki,tetapi tingkah lakunya mirip anak perempuan. Bahkan,temanteman sekampungnya kerap mengejeknya seperti banci.

Karena hidup tertekan di kampung,akhirnya Sukisno nekad merantau ke Surabaya mencari pekerjaan.Salah satu salon,yaitu Salon Apel di Jalan Kenikir,Kota Surabaya, kemudian menerimanya bekerja. Sekitar tahun 2000, Sukisno memutuskan pulang kampung di Bojonegoro.Dia lalu membuka usaha Salon Novi di Jalan Diponegoro,Kota Bojonegoro.Lambat laun usaha salon itu semakin ramai dan pelanggannya semakin banyak.

Untuk mengembangkan usahanya,Sukisno membeli tanah dan mendirikan ruko berlantai dua di Jalan Veteran, Kota Bojonegoro.Untuk menjalankan usaha salonnya itu,Sukisno kini dibantu tujuh orang karyawan.Sukisno mengaku,menjalani hidup sebagai seorang waria memang tidak mudah.

Sebab, sebagian masyarakat masih belum menerima kehadiran sosok seorang waria.Namun, kata dia,seorang waria punya kesempatan yang sama untuk meraih mimpi termasuk hak untuk menunaikan ibadah haji."Seorang waria juga punya hak untuk menjalankan ibadah haji,"ujarnya.

MUHAMMAD ROQIB
Bojonegoro
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/435699/


--
"One Touch In BOX"

To post  : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : -  Gunakan bahasa yang baik dan santun
               -  Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
               -  Hindari ONE-LINER
               -  POTONG EKOR EMAIL
               -  DILARANG SARA
              -  Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau                    Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda.              -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.



--
Satriyo

"Don't be so quick to judge, you never know when you might just find yourself walking in that person's shoes"

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

No comments: