Pages

Thursday, March 19, 2015

Fwd: [Koran-Digital] W Riawan Tjandra : Kecenderungan Parpol Terbelah

---------- Forwarded message ----------
From: Koran Digital <korandigital@gmail.com>
Date: 2015-03-17 7:59 GMT+07:00
Subject: [Koran-Digital] W Riawan Tjandra : Kecenderungan Parpol Terbelah
To: koran-digital@googlegroups.com


Kecenderungan Parpol Terbelah
W Riawan Tjandra Pengajar pada Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya
Yogyakarta Alumnus Doktor Ilmu Hukum UGM


Click To Enlarge
PASCADILAKSANAKANNYA beberapa agenda kegiatan forum tertinggi dari
bebe rapa partai politik (parpol), terdapat kecenderungan terjadinya
pembelahan. Artinya, kontestasi politik elite yang lazim terjadi di
parpol mana pun di negeri ini, bahkan di seluruh dunia, pada beberapa
parpol tertentu justru menciptakan situasi terbelahnya parpol. PPP
merupakan fenomena politik parpol terbelah pascamuktamar yang
merupakan forum tertingginya.Pascamuktamar PPP di Surabaya yang
menghasilkan struktur kepengurusan baru di bawah pimpinan
Romahurmuziy, kubu Suryadharma Ali (SDA) juga melakukan muktamar
sendiri di Jakarta yang menurut versi mereka telah melahirkan
kepengurusan di bawah pimpinan Jan Fariz.
Belum lama berselang, Partai Golkar yang mengadakan munas akhirnya
menghasilkan kepengurusan baru di bawah Agung Laksono menyusul munas
gagal yang dilaksanakan di Bali yang tetap menempatkan Aburizal Bakrie
(Ical) sebagai pemimpin kepengurusan yang dihasilkan munas tak
sempurna di Bali.Masih terdengar lamat-lamat konon kongres yang
diselenggarakan DPP PAN, meskipun sudah menghasilkan Zulkifli Hasan
sebagai ketua baru, masih ada ketidakpuasan dari kubu Hatta Rajasa.

Salah satu kecenderungan yang juga terjadi dalam fenomena konflik
partai tersebut ialah selalu menyeret birokrasi pemerintah, dalam hal
ini Kemenkum dan HAM RI, untuk terlibat dalam fenomena parpol yang
terbelah tersebut. UU No 2 Tahun 2008 jo UU No 2 Tahun 2011 yang
mengatur tentang Parpol (UU Parpol) memang mengatur mekanisme
pengesahan struktur kepengurusan baru parpol oleh Menkum dan HAM
sebagai syarat formal bagi terpilihnya formatur kepengurusan baru
suatu parpol. Bahkan, dalam kasus PPP, ketua majelis hakim PTUN Ja
karta yang menyidangkan sengketa pengesahan parpol dan memutuskannya
sambil menangis terlihat salah memaknai kewenangan pengesahan tersebut
dan menuduh sebagai campur tangan pemerintah terhadap parpol.

Padahal, kewajiban Menkum dan HAM untuk mengesahkan formatur
kepengurusan parpol baru atas permohonan pengurus baru parpol itu
diundang UU Parpol tersebut dalam konstruksi kewajiban negara untuk
sekadar mengesahkan saja. Dalam teori hukum administrasi negara yang
dikenal secara luas sebagai sebuah communis opinio doctorum, keputusan
pejabat pemerintah untuk mengesahkan sesuatu hanya merupakan sisi
formal dari bentuk pengakuan negara/pemerintah terhadap suatu
aktivitas hukum subjek hukum priva a t tertentu. Legalitas i aktivitas
hukum primateriil dari vat tersebut tetap melekat pada ri aktivitas
hukum substansi dar ndiri.privat itu sen Dalam kas s us pengesahan
kepengu urusan parpol baru, legalitas materiil nya formatur dari
terpilihn kepengurusan n baru suatu parpol tidak k tergantung
keputusan (b beschikking) Menkum dan n HAM, tetapi dari proses
internal dalam pemilihaan formatur kepengurus s an parpoll ut
berdasarbaru tersebu kan UU Parppol dan AD/ ART Parpol itu
sendiri.Sungguh mer rupakan suatu kesesatan berpikir (fallacy ( ) jika
mene ganggap pemeri i ntah cq Menkum da a n HAM ikut campur dalam
konflik inter r nal suatu parpol d alam penggunaan n kewenangan pe
enge ur sahan struktu kepengurus an baru darii suatu parpol. Hal itu
justru memperlihatkan upaya mencari kambing hitam atas kegagalan
resolusi konflik internal parpol yang terjadi karena lemahnya
manajemen internal parpol. UU Parpol memang mengundang kewenangan
Menkum dan HAM untuk mengesahkan formatur kepengurusan baru suatu
parpol setelah memenuhi syarat prosedur tertentu dalam mekanisme
pemilihan formatur baru parpol.

Dalam perspektif UU No 30 Tahun 2012 tentang Administrasi Pemerintahan
(UU Adpem) bahkan ditegaskan bahwa jika badan atau pejabat pemerintah
tidak menetapkan suatu keputusan tata usaha negara atat s permm ohono
an subjek hukum privat dalam waktu 10 hari sejak tanggal penerimaan
permohonan tersebut, permohonan itu harus dianggap dikabulkan oleh
pemerintah. Hal itu, dalam teori hukum administrasi negara, dikenal
dengan keputusan yang bersifat fiktif-positif. Maka, dalam kasus PPP,
putusan PTUN Jakarta mengandung keganjilan karena kurang cermat dalam
mempertimbangkan hal-hal seputar kewenangan formal pengesahan formatur
kepengurusan baru parpol dan kewajiban penetapan keputusan sebagaimana
diatur pada Pasal 53 UU Adpem.

Dalam kasus Partai Golkar, Menkum dan HAM terlihat bertindak dengan
cermat dan hati-hati un tuk sampai pada peng gunaan kewenangan
pengesahan formatur p ngurusan baru kepe dari Partai Golkar atas
permohhonan dari struktur kepengurusan baru yang telah menempatkan
Agung Laksono sebagai ketua umum baru partai berlam bang pohon
beringin keramat itu.Dalam kondisi tersebut, masih juga timbul
ketidakpuasan dari kubu Ical karena surat dari Menkum dan HAM yang tak
lebih sekadar menindaklanjuti keputusan dari mahkamah partai di
lingkungan Partai Golkar dianggap mencampuri persoalan internal
partai.

Berbagai fenomena terbelahnya parpol pascadilaksanakannya agenda
pemilihan formatur kepengurusan baru melalui forum tertinggi setiap
parpol tersebut seharusnya justru menjadi bahan untuk melakukan
introspeksi terhadap parpolparpol terkait. Secara teoretis, parpol
dibentuk untuk menjadi sarana resolusi konflik yang bisa terjadi dalam
situasi masyarakat yang plural dan heterogen. Dalam kondisi tersebut,
parpol seharusnya bisa menjadi instru umen resolusi konflik melalui
dialogg dengan pihak-pihak y ng ya n berkonfl flik, menampung, dan b
memadukan berbagai aspirasi serta kepentingan dalam musyawarah untuk
mencap pai penyelesaian yang berupa keput tusan politik. Dalam
perspektif teoori kelembagaan, partai politik dib bentuk kalangan le e
gislatif (dan eksekutif) karena ada kebutuhan pa ara anggota parlemen
untuk menga adakan kontak dan mendappatkan dukungan dari arakat.

masya omena parpol yang Feno ah merupakan reali terbela tas pol itik
yang memperlihatkann lemahnya visi ide ologis pparpol-parpol yang
bersanggkutan dan manaje men interrnal parpol yang tak dengan jel las
disandarkan atas insip tata kelola parpol prinsip-pri yang baik (good
political party gover nance ) sebagaimana diamanatkan dalam UU Parpol.
Watak kepeng P urusan parpol yang u o ligarkis, kurangnya
transparansi, rendah isipasi anggota parpol, nya parti dan minimnyya
akuntabilitas dari pimpinan parpol bisa saja merupakan penyebab dari
lemahnya manajemen internal parpol yang menyebabkan kerentanan parpol
dalam menghadapi perbedaan pendapat di kalangan anggotanya.Parpol
sebagai instrumen demokrasi justru telah mengembangkan watak
otoritarian karena kecenderungan tumbuhnya kepemimpinan yang berwatak
tirani, suka memaksakan kehendak, dan abai terhadap pluralitas
pandangan/opini dari para anggotanya.

Dalam perspektif teori historis, parpol merupakan instrumen demokrasi
yang sangat penting. Bahkan pascaamendemen UUD 1945, parpol kini telah
memiliki kedudukan konstitusional dan menjadi pintu masuk satu-satunya
dalam penentuan pasangan capres dalam pilpres.

Partai politik terbentuk karena adanya suatu sistem politik yang
mengalami transisi karena perubahan masyarakat dari bentuk tradisional
yang berstruktur sederhana menjadi bentuk modern yang berstruktur
kompleks. Parpol perlu melakukan pembenahan internal agar tetap mampu
menopang sistem demokrasi konstitusional yang telah berkembang semakin
baik di negeri ini.

(Elite) parpol tak boleh justru menjadi batu sandungan bagi tumbuh dan
berkembangnya sistem demokrasi di negeri ini yang telah mendapat
pengakuan dari dunia internasional sebagai salah satu dari lima negara
demokrasi terbesar di dunia. Maka, jangan terbiasa untuk `membelah
cermin' atas realitas `buruk rupa' parpol yang terjadi selama ini.

Parpol harus terus diperkuat sebagai instrumen demokrasi sipil yang
penting dan jangan sampai tersandera oleh perpecahan internal akibat
ambisi politik sebagian oknum elitenya karena parpol merupakan salah
satu unsur terpenting dari sebuah negara yang menisbahkan dirinya
sebagai negara demokrasi.


http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2015/03/17/ArticleHtmls/Kecenderungan-Parpol-Terbelah-17032015006023.shtml?Mode=1#

--
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "Koran Digital" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
kirim email ke koran-digital+unsubscribe@googlegroups.com.
Untuk mengeposkan ke grup ini, kirim email ke koran-digital@googlegroups.com.
Kunjungi grup ini di http://groups.google.com/group/koran-digital.
Untuk melihat diskusi ini di web, kunjungi
https://groups.google.com/d/msgid/koran-digital/55077C57.4030904%40gmail.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


--
-pnj-™

Monday, October 17, 2011

Re: [Koran-Digital] Afnan Malay: Parlemen Kita Kampungan

Sebagai orang kampung saya tersinggung disamakan
dengan orang parlemen - ngaku wakil rakyat tapi berseragam
birokrat ala mafioso (tinggal ganti peci dengan topi Panama)

--- From: Koran Digital <korandigital@...>

> Parlemen Kita Kampungan
> Afnan Malay, ADVOKAT PADA KANTOR LAW FIRM LEX LUMINIS, JAKARTA
>

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

[Koran-Digital] Ajeg! Re: KOMARUDDIN HIDAYAT: Islam Mazhab Indonesia

Ah, cuma keberatan aja kalau Bangsa Indonesia /
Masyarakat Nusantara dianggap meme-kompleksnya
Islam pasca hijrah belaka. Padahal, rahmat itu kan
mestinya bertebaran di segenap penjuru semesta bahkan
sejak Adam belum dicetak..

Oya, makasih undangannya ke wapres
(apa masih pada ngeblues di sana?)


----- Original Message -----
From: "herilatief@yahoo.com" <herilatief@...>

> Mantab Jeg! Indonesia gak perlu "warna agama" krn udah dari sononya
> berpelangi.
>
> Ajeg gua anggap pengamat Indonesia yg cerdas dan tegas.
>
> Salam dari Amsterdam Jeg! Tetap smangat!
>
> HL
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: ajeg <ajegilelu@...>
>
> >
> >
>

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Sunday, October 16, 2011

Re: [Koran-Digital] Empat Menteri PKS Jadi Harga Mati

Yang itu juga bukan urusan saya. toh dari awal ada sinyalemen memang ini semua adalah rekayasa. Ala kulli hal, Allah tidak akan menutup mata bila memang para kader itu ihlas walau dikadalin. para kader dapat ganjaran dunia akhirat, para pengibul itu ya terserah Allah deh!

2011/10/17 Umar Abduh <umarabduh@gmail.com>
lebih lain lagi dengan yg di lembang sono, tahu deh sebagai apa dia & ripto, makin gak jelas ini sandiwara apaan..... yg jelas kalo untuk melepaskan diri dari kabinet dan berjuang dengan sebenar-benar perjuangan sebagaimana yg ditetapkan dan diperintahkan Allah, he he he pasti ogah deh....

Pada 17 Oktober 2011 10:15, satriyo <satriyo.boedi@gmail.com> menulis:

Akan sangat beda halnya antara pemain dan penonton ... terlebih penonton yang tidak empati pada permainan dan yakin akan opininya apapun kelemahannya ...


2011/10/17 Umar Abduh <umarabduh@gmail.com>
Politik hermaprodite cocok buat PKS orientasinya berjuang untuk hidup : berkuasa atau ikut berkuasa dan menikmati hidup & kekuasaan. Ada saat galak ketika tidak diperlakukan "adil" ada saat merajuk dan ada saat jadi perompak... eh perampok ganas (dimulut doangan sih.....)

Pada 17 Oktober 2011 09:12, satriyo <satriyo.boedi@gmail.com> menulis:

Hiruk pikuk PKS dan pilihan mereka dalam KB2 memang jadi sasaran empuk para pihak yang anti pati buta pada apapun yang dilakukan partai fenomenal ini. Termasuk dalam haru biru soal reshuffle. Di satu sisi, PKS sebagai pertai yang merasa konsitituen berhak tahu (tentu sebatas tertentu) maka cecaran media terkadang menjadi senjata makan tuan. Ada teman yang ketus menyayangkan bahwa PKS terlalu banyak bicara. Entah data statistik mana yang digunakan kalo memang maksudnya adalah kuantitas atau frekuensinya. Tapi lain lagi kalo maksudnya adalah dampak dari omongan yang terlontar, sedikit banyak akan menjadi relatif. Belum lagi ada pengamat yang sambil lalu mencoba mengurai "benang kusut" PKS dengan melihat bahwa hal terjadi karena adanya "kelompok" dalam tubuh PKS, khususnya dalam menyuarakan sejumlah issue belakangan walau oleh pengamat lain dimentahkan.

Yang memang menjadi tantangan buat PKS adalah bagaimana mekanisme komunikasi internal dan top down untuk selalu bisa menyeruakkan sinar kejelasan atas kemelut yang diperburuk oleh polah sejumlah media mainstream kepada para kader dan konstituen agar at least tetap menjaga soliditas internal, dan bilamana mungkin untuk juga menjelaskan kepada khayalak yang mudah diombang-ambing opini agar tahu duduk perakaranya dari rujukan partai. Sejauh ini PKS tampak bisa memanage dengan baik jurus-jurus yang selama ini menjadikannya partai kader dengan manajemen yang handal.

Apakah kemitraan PKS dan SBY akan terus berjalan? Kita lihat saja. Sebagaimana saat pilkada DKI PKS dikeroyok sehingga kalah tipis, maka amunisi dari pengalaman itu tentu akan juga berguna saat dan akan kita lihat hasilnya beberapa waktu ke depan. Maju terus dengan deal yang ada atau tidak sama sekali dan menjadi oposisi; suatu kans yang amat diragukan sejumlah pengamat yang sini pada partai anak muda dan progresif ini!

RSA

2011/10/17 Koran Digital <korandigital@gmail.com>

PKS siapkan serangan balik jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ingkar janji terhadap isi kontrak politik.

PARTAI Keadilan Sejahtera (PKS) tak mau mundur walau setapak. Bagi PKS, kontrak politik pada 2009 yang dibuat Presiden Susilo Bambang Yudho yono soal jatah menteri dengan partai itu sudah menjadi harga mati.

Menurut Ketua DPP PKS Nasir Djamil, Presiden harus menghormati kontrak itu karena menjadi dasar kerja sama dalam koalisi. Pun berdasarkan hasil rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang berakhir Sabtu (15/10), semua pengurus daerah sepakat untuk menetapkan isi kontrak politik itu sebagai harga mati.

"Itu keinginan mayoritas pengurus PKS di daerah yang datang ke rapimnas kemarin.

Dalam pertemuan itu, para pengurus juga menyamakan persepsi mengenai posisi PKS di kabinet. Jadi kita juga sudah siapkan langkah jika ingin hengkang atau tetap bertahan," ujarnya dalam perbincangan dengan Media Indonesia, kemarin.

Ia menambahkan, partainya juga tidak mau terlalu terpengaruh soal audiensi calon menteri yang dalam beberapa

hari terakhir gencar dilakukan Presiden. "Kita tetap akan menunggu pengumuman hasil reshuffle kabinet baru menentukan sikap kita apakah tetap berkoalisi atau keluar," ujarnya.

Saat ini, ada empat kader PKS di kabinet, yaitu Menteri Pertanian Suswono, Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, dan Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufrie.

Sikap harga mati terhadap jumlah menteri itu juga ditegaskan Sekjen PKS Anis Matta. Ia mengingatkan, meski hak kocok ulang kabinet sepenuhnya milik

Presiden, PKS me nyarankan Presiden lebih berhati-hati melakukannya jika tidak ingin ada serangan balik.

"Reshuffle ini memang hak prerogatif presiden. Tapi hak prerogatif ini kan tidak gratis.

Ini berbanding lurus dengan tanggung jawab dan risiko akibat reshuffle dan harus ditanggung pengambil hak prerogatif itu," ujar Anis.

Ia melanjutkan, akibat dari reshuffle yang salah arah itu ha rus ditanggung sendiri Presiden dan tidak ada kewajiban bagi partai koalisi lainnya untuk ikut menanggung risiko itu.

"Kalau reshuffle tidak ada, ya Alhamdulillah. Kalau ada

reshuffle, ini taruhan besar buat Presiden. Risiko itu bukan risiko mitra koalisi. Risiko dari pengguna hak itu," jelasnya. Presiden, sambungnya, juga seharusnya tetap berpegang pada kontrak politik khusus dengan PKS. Karena menurutnya, PKS telah melaksanakan kontrak itu dengan seharusnya.

Adapun soal sikap kritis PKS yang selama ini diperankan di DPR, menurutnya, itu hal adalah bagian dari kontrak politik itu sendiri dan dijamin UU.

"Kami mau berpegang teguh pada perjanjian, sepanjang perjanjian ini dipegang teguh. Kalau perjanjian ini tak dipegang lagi, baru kami menentukan sikap," tegasnya. (*/T-1)

http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2011/10/17/ArticleHtmls/Empat-Menteri-PKS-Jadi-Harga-Mati-17102011003023.shtml?Mode=1

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.



--
Satriyo

"Don't be so quick to judge, you never know when you might just find yourself walking in that person's shoes"

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.



--
Satriyo

"Don't be so quick to judge, you never know when you might just find yourself walking in that person's shoes"

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.



--
Satriyo

"Don't be so quick to judge, you never know when you might just find yourself walking in that person's shoes"

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

[Koran-Digital] Tak Semua Kalangan Oposisi Terima Ide Pemerintahan Sementara Sipil-Militer

Tak Semua Kalangan Oposisi Terima Ide Pemerintahan Sementara Sipil-Militer
Senin, 17 Oktober 2011 , 07:22:00 WIB
Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi

RMOL. Ternyata tidak semua kalangan oposisi setuju dengan ide
pemerintahan sementara berbentuk persatuan sipil dan militer untuk
menggantikan rezim SBY-Boediono.

Salah satunya adalah tokoh oposisi sekaligus mantan tahanan politik era
Soeharto, Sri Bintang Pamungkas. Dengan tegas, Sri Bintang menolak
gagasan yang ditelurkan oleh aktivis lintas generasi dan para jenderal
purnawaran itu.

"Gerakan rakyat yang menolak kepemimpinan rezim SBY sama sekali tidak
untuk mendudukan militer atau koalisi sipil-militer sebagai penguasa
baru pasca rezim SBY," kata Sri Bintang Pamungkas saat berbincang dengan
Rakyat Merdeka Online, Minggu malam (16/10).

Menurut Sri Bintang, pemerintahan militer atau pemerintahan
sipil-militer merupakan pengkhianatan terhadap republik. Dan bentuk
pemerintahan ideal pasca SBY jatuh adalah sebuah presidum nasional
dengan dipimpin orang-orang sipil yang berkualitas dan berpihak kepada
rakyat.

"Tidak akan pernah ada rezim militer aktif ataupun purnawirawan pasca
SBY," demikian Sri Bintang. [ysa]
http://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2011/10/17/42692/Tak-Semua-Kalangan-Oposisi-Terima-Ide-Pemerintahan-Sementara-Sipil-Militer-

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Re: [Koran-Digital] Empat Menteri PKS Jadi Harga Mati

lebih lain lagi dengan yg di lembang sono, tahu deh sebagai apa dia & ripto, makin gak jelas ini sandiwara apaan..... yg jelas kalo untuk melepaskan diri dari kabinet dan berjuang dengan sebenar-benar perjuangan sebagaimana yg ditetapkan dan diperintahkan Allah, he he he pasti ogah deh....

Pada 17 Oktober 2011 10:15, satriyo <satriyo.boedi@gmail.com> menulis:
Akan sangat beda halnya antara pemain dan penonton ... terlebih penonton yang tidak empati pada permainan dan yakin akan opininya apapun kelemahannya ...


2011/10/17 Umar Abduh <umarabduh@gmail.com>
Politik hermaprodite cocok buat PKS orientasinya berjuang untuk hidup : berkuasa atau ikut berkuasa dan menikmati hidup & kekuasaan. Ada saat galak ketika tidak diperlakukan "adil" ada saat merajuk dan ada saat jadi perompak... eh perampok ganas (dimulut doangan sih.....)

Pada 17 Oktober 2011 09:12, satriyo <satriyo.boedi@gmail.com> menulis:

Hiruk pikuk PKS dan pilihan mereka dalam KB2 memang jadi sasaran empuk para pihak yang anti pati buta pada apapun yang dilakukan partai fenomenal ini. Termasuk dalam haru biru soal reshuffle. Di satu sisi, PKS sebagai pertai yang merasa konsitituen berhak tahu (tentu sebatas tertentu) maka cecaran media terkadang menjadi senjata makan tuan. Ada teman yang ketus menyayangkan bahwa PKS terlalu banyak bicara. Entah data statistik mana yang digunakan kalo memang maksudnya adalah kuantitas atau frekuensinya. Tapi lain lagi kalo maksudnya adalah dampak dari omongan yang terlontar, sedikit banyak akan menjadi relatif. Belum lagi ada pengamat yang sambil lalu mencoba mengurai "benang kusut" PKS dengan melihat bahwa hal terjadi karena adanya "kelompok" dalam tubuh PKS, khususnya dalam menyuarakan sejumlah issue belakangan walau oleh pengamat lain dimentahkan.

Yang memang menjadi tantangan buat PKS adalah bagaimana mekanisme komunikasi internal dan top down untuk selalu bisa menyeruakkan sinar kejelasan atas kemelut yang diperburuk oleh polah sejumlah media mainstream kepada para kader dan konstituen agar at least tetap menjaga soliditas internal, dan bilamana mungkin untuk juga menjelaskan kepada khayalak yang mudah diombang-ambing opini agar tahu duduk perakaranya dari rujukan partai. Sejauh ini PKS tampak bisa memanage dengan baik jurus-jurus yang selama ini menjadikannya partai kader dengan manajemen yang handal.

Apakah kemitraan PKS dan SBY akan terus berjalan? Kita lihat saja. Sebagaimana saat pilkada DKI PKS dikeroyok sehingga kalah tipis, maka amunisi dari pengalaman itu tentu akan juga berguna saat dan akan kita lihat hasilnya beberapa waktu ke depan. Maju terus dengan deal yang ada atau tidak sama sekali dan menjadi oposisi; suatu kans yang amat diragukan sejumlah pengamat yang sini pada partai anak muda dan progresif ini!

RSA

2011/10/17 Koran Digital <korandigital@gmail.com>

PKS siapkan serangan balik jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ingkar janji terhadap isi kontrak politik.

PARTAI Keadilan Sejahtera (PKS) tak mau mundur walau setapak. Bagi PKS, kontrak politik pada 2009 yang dibuat Presiden Susilo Bambang Yudho yono soal jatah menteri dengan partai itu sudah menjadi harga mati.

Menurut Ketua DPP PKS Nasir Djamil, Presiden harus menghormati kontrak itu karena menjadi dasar kerja sama dalam koalisi. Pun berdasarkan hasil rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang berakhir Sabtu (15/10), semua pengurus daerah sepakat untuk menetapkan isi kontrak politik itu sebagai harga mati.

"Itu keinginan mayoritas pengurus PKS di daerah yang datang ke rapimnas kemarin.

Dalam pertemuan itu, para pengurus juga menyamakan persepsi mengenai posisi PKS di kabinet. Jadi kita juga sudah siapkan langkah jika ingin hengkang atau tetap bertahan," ujarnya dalam perbincangan dengan Media Indonesia, kemarin.

Ia menambahkan, partainya juga tidak mau terlalu terpengaruh soal audiensi calon menteri yang dalam beberapa

hari terakhir gencar dilakukan Presiden. "Kita tetap akan menunggu pengumuman hasil reshuffle kabinet baru menentukan sikap kita apakah tetap berkoalisi atau keluar," ujarnya.

Saat ini, ada empat kader PKS di kabinet, yaitu Menteri Pertanian Suswono, Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, dan Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufrie.

Sikap harga mati terhadap jumlah menteri itu juga ditegaskan Sekjen PKS Anis Matta. Ia mengingatkan, meski hak kocok ulang kabinet sepenuhnya milik

Presiden, PKS me nyarankan Presiden lebih berhati-hati melakukannya jika tidak ingin ada serangan balik.

"Reshuffle ini memang hak prerogatif presiden. Tapi hak prerogatif ini kan tidak gratis.

Ini berbanding lurus dengan tanggung jawab dan risiko akibat reshuffle dan harus ditanggung pengambil hak prerogatif itu," ujar Anis.

Ia melanjutkan, akibat dari reshuffle yang salah arah itu ha rus ditanggung sendiri Presiden dan tidak ada kewajiban bagi partai koalisi lainnya untuk ikut menanggung risiko itu.

"Kalau reshuffle tidak ada, ya Alhamdulillah. Kalau ada

reshuffle, ini taruhan besar buat Presiden. Risiko itu bukan risiko mitra koalisi. Risiko dari pengguna hak itu," jelasnya. Presiden, sambungnya, juga seharusnya tetap berpegang pada kontrak politik khusus dengan PKS. Karena menurutnya, PKS telah melaksanakan kontrak itu dengan seharusnya.

Adapun soal sikap kritis PKS yang selama ini diperankan di DPR, menurutnya, itu hal adalah bagian dari kontrak politik itu sendiri dan dijamin UU.

"Kami mau berpegang teguh pada perjanjian, sepanjang perjanjian ini dipegang teguh. Kalau perjanjian ini tak dipegang lagi, baru kami menentukan sikap," tegasnya. (*/T-1)

http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2011/10/17/ArticleHtmls/Empat-Menteri-PKS-Jadi-Harga-Mati-17102011003023.shtml?Mode=1

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.



--
Satriyo

"Don't be so quick to judge, you never know when you might just find yourself walking in that person's shoes"

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.



--
Satriyo

"Don't be so quick to judge, you never know when you might just find yourself walking in that person's shoes"

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

[Koran-Digital] Demokrat: Jenderal Tyasno Sudarto Cs Sudah Mengarah Makar

Demokrat: Jenderal Tyasno Sudarto Cs Sudah Mengarah Makar
Senin, 17 Oktober 2011 , 07:50:00 WIB
Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi


RMOL. Gerakan para aktivis lintas generasi dan para jenderal
purnawirawan untuk membentuk pemerintahan sementara dan tidak mengakui
lagi SBY sebagai presiden sudah mengarah pada makar.

Demikian disampaikan Ketua DPP Partai Demokrat, M Jafar Hafsah, kepada
Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Senin, 17/10).

Jafar masih menyebut gerakan yang dideklarasikan Jenderal (Purn) Tyasno
Sudarto cs dan Haris Rusly cs ini sebagai gerakan 'mengarah makar',
dan belum bisa disebut tindakan makar. Gerakan ini bisa disebut tindakan
makar bila sudah membuat rusuh atau tindakan yang melawan hukum.

"Ketika masih mau, ingin, deklarasi, dan belum berujung pada tindakan,
itu baru disebut mengarah atau terindikasi makar," kata Jafar.

Jafar sendiri yakin pemerintah, aparat intelijen, dan aparat keamanan,
akan mampu meredam setiap gejolak yang mengarah pada tindakan makar. [ysa]

http://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2011/10/17/42693/Demokrat:-Jenderal-Tyasno-Sudarto-Cs-Sudah-Mengarah-Makar-

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

[Koran-Digital] Polisi Klaim Tuntaskan 425 Kasus Korupsi

Polisi Klaim Tuntaskan 425 Kasus Korupsi
Kasus yang berhasil diungkap, hampir seluruhnya adalah temuan polisi.
Senin, 17 Oktober 2011, 10:11 WIB
Elin Yunita Kristanti, Nila Chrisna Yulika

VIVAnews - Badan Reserse Kriminal Bidang Tindak Pidana Korupsi Markas
Besar Kepolisian RI mengklaim telah menyelesaikan 425 kasus korupsi di
seluruh Kepolisian Daerah seluruh Indonesia.

Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal, Inspektur Jenderal Bekto Suprapto,
menjelaskan baha hak tersebut berarti polisi sudah menyelesaikan 80
persen dari target sebelumnya, yaitu 473 kasus. "Itu ditarget sesuai
dengan instruksi Presiden tahun 2011," kata dia usai Rapat Kerja Teknis
Bareskrim bidang Tipikor di Wisma PKBI, Jakarta, Senin 17 Oktober 2011.

Bekto menambahkan, polisi memperkirakan penyelesaian kasus pada bulan
Desember akan melampaui target. Dia menceritakan, dalam rapat kerja,
sesama polisi saling berbagi pengalaman terkait penanganan tindak pidana
korupsi. "Sehingga diharapkan kami bisa memerangi korupsi sampai dengan
bersih. Kami sangat tahu bahwa masyarakat sangat muak dengan korupsi,"
kata dia.

Kasus yang berhasil diungkap, hampir seluruhnya adalah temuan polisi.
Jarang yang dilaporkan masyarakat. "Korupsi kan enak, jadi
disembunyikan. Perlu penyidikan yang sangat panjang," kata dia.

Dalam mengungkap kasus korupsi, Bekto mengatakan, ada kendala yang
dihadapi polisi: pelaku makin pintar, korupsi tak dilakukan sendirian,
dan koruptor makin pandai menyembunyikan barang-barang bukti. Pelaku
juga makin mengerti celah-celah hukum. "Tapi kami tidak mau kalah,
makanya satu padu untuk sharing," kata dia.

Bekto sama sekali tak menyinggung soal kendala masalah dana. Sebelumnya,
soal pendanaan dikeluhkan Kepala Sub Bidang Tindak Pidana Korupsi
Bareskrim Polri, Komisaris Besar Mahendra.

Ia menyoroti perbedaan anggaran untuk KPK, dibanding Polri dan
Kejaksaan. "Anggaran KPK sangat jauh berbeda dengan dengan polisi dan
kejaksaan. Reward, gaji, atau tunjangan sangat jauh juga dengan KPK,"
kata dia.

Tak hanya soal dana, perbedaan aturan juga berbeda. "KPK tidak
memerlukan izin jika harus panggil paksa atau menyita barang bukti,
sedangkan polisi perlu izin," tambah dia.

Belum lagi, ada keterbatasan sumber daya manusia untuk menangani tindak
pidana korupsi di kepolisian.

Hal senada juga disuarakan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komjen
Pol Sutarman, pada Kamis, 15 September 2011. Saat ini, kata dia,
anggaran penyidikan satu kasus di kepolisian hanya sekitar Rp37 juta
saja. Dana tersebut harus ditambah agar sama dengan anggaran di Komisi
Pemberantasan Korupsi yang mencapai Rp100 juta untuk menyidik satu
kasus. "Sebab, perkara korupsi yang ditangani Polri sebanding dengan
yang ditangani KPK."
• VIVAnews

http://us.nasional.vivanews.com/news/read/256095-polisi-klaim-tuntaskan-425-kasus-korupsi

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

[Koran-Digital] Ada 100 Bocah RI di Penjara Dewasa Australia

Ada 100 Bocah RI di Penjara Dewasa Australia
"Tak ada satu pun anak di dunia ini yang pantas berada di penjara orang
dewasa."
Senin, 17 Oktober 2011, 09:01 WIB
Elin Yunita Kristanti
Ilustrasi tahanan (Reuters)
BERITA TERKAIT

* Toilet Rusak, ABG Australia Minta Pindah
* Menlu: Australia Harus Hormati Hukum RI
* PM Australia Janji Pulangkan ABG Kasus Ganja
* Menlu Rudd Menelepon Ayah Bocah Tahanan Bali
* Ditahan Di Bali, Bocah Australia Depresi

VIVAnews -- Aktivis hak asasi manusia mengungkap keberadaan 100 bocah
laki-laki yang disel di penjara dewasa di Australia. Mereka terlibat
kasus penyelundupan manusia.

Diduga bocah-bocah itu dipekerjakan sebagai awak di kapal yang
mengangkut pendatang haram dari Indonesia ke Australia.

Advokat Australia, Edwina Lloyd mengatakan, sebagian besar bocah
tersebut berasal dari desa kecil, yang tak mengenal sertifikat
kelahiran. Tak adanya bukti dokumen ini menyulitkan proses identifikasi,
apakah mereka termasuk dewasa atau di bawah umur.

Lloyd meminta Kepolisian Australia (AFP) melakukan tindakan lebih untuk
memperlakukan para bocah sesuai haknya, sebagai anak-anak. "Tak ada satu
pun anak di dunia ini yang pantas berada di penjara orang dewasa," kata
dia seperti dimuat Australia Network News, Senin 17 Oktober 2011.

"Polisi harus menggunakan sumber daya yang mereka miliki untuk mengontak
keluarga para bocah itu di Indonesia. Untuk memperoleh pernyataan di
bawah sumpah atau bukti lain soal usia mereka."

Keberadaan anak-anak Indonesia di penjara Australia mencuat pasca kasus
penahanan tiga remaja di bawah umur asal Pulau Rote, Indonesia terkuak.
Mereka adalah Ako Lani anak yatim piatu berusia 16 tahun, Ose Lani
berusia 15 tahun, dan John Ndollu 16 tahun. Ketiganya kini telah dibebaskan.

Seperti diketahui kasus serupa juga terjadi di Indonesia. Di mana
seorang ABG Australia berusia 14 tahun ditangkap saat membawa ganja.

Isu penangkapan bocah tersebut menarik perhatian publik Australia --
yang khawatir bocah itu di penjara di sel bersama orang-orang dewasa.

Pemerintah Negeri Kanguru pun menganggap kasus itu sangat serius.
Menteri Luar Negeri, Kevin Rudd langsung memerintahkan Dubes Australia
di Indonesia, Greg Moriarty, terbang ke Denpasar untuk mengurus kasus ini.

Tak hanya itu, PM Julia Gillard pun ikut turun tangan. Ia berjanji akan
memulangkan remaja yang ditahan itu. PM wanita pertama di Australia itu
bahkan telah menelepon langsung ayah remaja itu. (sj)
• VIVAnews

http://us.nasional.vivanews.com/news/read/256074-ada-100-bocah-ri-di-penjara-dewasa-australia

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Re: [Koran-Digital] Empat Menteri PKS Jadi Harga Mati

Akan sangat beda halnya antara pemain dan penonton ... terlebih penonton yang tidak empati pada permainan dan yakin akan opininya apapun kelemahannya ...

2011/10/17 Umar Abduh <umarabduh@gmail.com>
Politik hermaprodite cocok buat PKS orientasinya berjuang untuk hidup : berkuasa atau ikut berkuasa dan menikmati hidup & kekuasaan. Ada saat galak ketika tidak diperlakukan "adil" ada saat merajuk dan ada saat jadi perompak... eh perampok ganas (dimulut doangan sih.....)

Pada 17 Oktober 2011 09:12, satriyo <satriyo.boedi@gmail.com> menulis:

Hiruk pikuk PKS dan pilihan mereka dalam KB2 memang jadi sasaran empuk para pihak yang anti pati buta pada apapun yang dilakukan partai fenomenal ini. Termasuk dalam haru biru soal reshuffle. Di satu sisi, PKS sebagai pertai yang merasa konsitituen berhak tahu (tentu sebatas tertentu) maka cecaran media terkadang menjadi senjata makan tuan. Ada teman yang ketus menyayangkan bahwa PKS terlalu banyak bicara. Entah data statistik mana yang digunakan kalo memang maksudnya adalah kuantitas atau frekuensinya. Tapi lain lagi kalo maksudnya adalah dampak dari omongan yang terlontar, sedikit banyak akan menjadi relatif. Belum lagi ada pengamat yang sambil lalu mencoba mengurai "benang kusut" PKS dengan melihat bahwa hal terjadi karena adanya "kelompok" dalam tubuh PKS, khususnya dalam menyuarakan sejumlah issue belakangan walau oleh pengamat lain dimentahkan.

Yang memang menjadi tantangan buat PKS adalah bagaimana mekanisme komunikasi internal dan top down untuk selalu bisa menyeruakkan sinar kejelasan atas kemelut yang diperburuk oleh polah sejumlah media mainstream kepada para kader dan konstituen agar at least tetap menjaga soliditas internal, dan bilamana mungkin untuk juga menjelaskan kepada khayalak yang mudah diombang-ambing opini agar tahu duduk perakaranya dari rujukan partai. Sejauh ini PKS tampak bisa memanage dengan baik jurus-jurus yang selama ini menjadikannya partai kader dengan manajemen yang handal.

Apakah kemitraan PKS dan SBY akan terus berjalan? Kita lihat saja. Sebagaimana saat pilkada DKI PKS dikeroyok sehingga kalah tipis, maka amunisi dari pengalaman itu tentu akan juga berguna saat dan akan kita lihat hasilnya beberapa waktu ke depan. Maju terus dengan deal yang ada atau tidak sama sekali dan menjadi oposisi; suatu kans yang amat diragukan sejumlah pengamat yang sini pada partai anak muda dan progresif ini!

RSA

2011/10/17 Koran Digital <korandigital@gmail.com>

PKS siapkan serangan balik jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ingkar janji terhadap isi kontrak politik.

PARTAI Keadilan Sejahtera (PKS) tak mau mundur walau setapak. Bagi PKS, kontrak politik pada 2009 yang dibuat Presiden Susilo Bambang Yudho yono soal jatah menteri dengan partai itu sudah menjadi harga mati.

Menurut Ketua DPP PKS Nasir Djamil, Presiden harus menghormati kontrak itu karena menjadi dasar kerja sama dalam koalisi. Pun berdasarkan hasil rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang berakhir Sabtu (15/10), semua pengurus daerah sepakat untuk menetapkan isi kontrak politik itu sebagai harga mati.

"Itu keinginan mayoritas pengurus PKS di daerah yang datang ke rapimnas kemarin.

Dalam pertemuan itu, para pengurus juga menyamakan persepsi mengenai posisi PKS di kabinet. Jadi kita juga sudah siapkan langkah jika ingin hengkang atau tetap bertahan," ujarnya dalam perbincangan dengan Media Indonesia, kemarin.

Ia menambahkan, partainya juga tidak mau terlalu terpengaruh soal audiensi calon menteri yang dalam beberapa

hari terakhir gencar dilakukan Presiden. "Kita tetap akan menunggu pengumuman hasil reshuffle kabinet baru menentukan sikap kita apakah tetap berkoalisi atau keluar," ujarnya.

Saat ini, ada empat kader PKS di kabinet, yaitu Menteri Pertanian Suswono, Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, dan Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufrie.

Sikap harga mati terhadap jumlah menteri itu juga ditegaskan Sekjen PKS Anis Matta. Ia mengingatkan, meski hak kocok ulang kabinet sepenuhnya milik

Presiden, PKS me nyarankan Presiden lebih berhati-hati melakukannya jika tidak ingin ada serangan balik.

"Reshuffle ini memang hak prerogatif presiden. Tapi hak prerogatif ini kan tidak gratis.

Ini berbanding lurus dengan tanggung jawab dan risiko akibat reshuffle dan harus ditanggung pengambil hak prerogatif itu," ujar Anis.

Ia melanjutkan, akibat dari reshuffle yang salah arah itu ha rus ditanggung sendiri Presiden dan tidak ada kewajiban bagi partai koalisi lainnya untuk ikut menanggung risiko itu.

"Kalau reshuffle tidak ada, ya Alhamdulillah. Kalau ada

reshuffle, ini taruhan besar buat Presiden. Risiko itu bukan risiko mitra koalisi. Risiko dari pengguna hak itu," jelasnya. Presiden, sambungnya, juga seharusnya tetap berpegang pada kontrak politik khusus dengan PKS. Karena menurutnya, PKS telah melaksanakan kontrak itu dengan seharusnya.

Adapun soal sikap kritis PKS yang selama ini diperankan di DPR, menurutnya, itu hal adalah bagian dari kontrak politik itu sendiri dan dijamin UU.

"Kami mau berpegang teguh pada perjanjian, sepanjang perjanjian ini dipegang teguh. Kalau perjanjian ini tak dipegang lagi, baru kami menentukan sikap," tegasnya. (*/T-1)

http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2011/10/17/ArticleHtmls/Empat-Menteri-PKS-Jadi-Harga-Mati-17102011003023.shtml?Mode=1

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.



--
Satriyo

"Don't be so quick to judge, you never know when you might just find yourself walking in that person's shoes"

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.



--
Satriyo

"Don't be so quick to judge, you never know when you might just find yourself walking in that person's shoes"

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.