Pages

Thursday, October 25, 2007

Awas!!! Permurtadan Massal Berkedok Pengobatan

Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa
petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan di atas semua agama.
Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasul akhir zaman dan
teladan umat manusia dalam menggapai kebahagiaan dan menghindarkan
diri dari kebinasaan. Amma ba'du.

Kaum muslimin -semoga selalu dirahmati Allah-, sesungguhnya bahaya
yang sangat besar tengah mengancam kaum muslimin di negeri kita ini.
Berbagai macam upaya dilancarkan oleh musuh-musuh Islam untuk
merongrong keutuhan umat Islam. Mereka berupaya mencabut kaum muslimin
dari akar dan jantung kehidupan mereka. Mereka bekerja keras untuk
menjauhkan umat Islam dari ajaran Islam yang murni yaitu tauhid dan
tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka bekerja keras
untuk menyebarkan agama dan pemikiran mereka yang batil agar kaum
muslimin ikut terseret dalam kesesatan mereka.

Allah ta'ala berfirman yang artinya,"Orang-orang Yahudi dan Nasrani
tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka."
(QS. Al-Baqarah: 120). Allah ta'ala juga berfirman yang artinya, "Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu sebagai agama
bagimu." (QS. Al Maa-idah: 3). Oleh sebab itu, Allah menjamin kerugian
bagi siapa saja yang mencari agama selain Islam. Allah ta'ala
berfirman yang artinya,"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam,
maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan
dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. Ali Imron: 85)

Pengertian Murtad

Murtad berasal dari kata irtadda yang artinya raja'a (kembali),
sehingga apabila dikatakan irtadda 'an diinihi maka artinya orang itu
telah kafir setelah memeluk Islam. (lihat Mu'jamul Wasith, 1/338).
Perbuatannya yang menyebabkan dia kafir atau murtad itu disebut
sebagai riddah (kemurtadan). Secara istilah makna riddah adalah :
menjadi kafir sesudah berislam. Allah ta'ala berfirman yang artinya,
"Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati
dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia
dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya." (QS. Al-Baqarah : 217) (Lihat At-Tauhid li Shaffits
Tsaalits 'Aliy, hal. 32). Kemurtadan (riddah) akan menghapuskan amal
perbuatan seseorang. Jika orang yang murtad tersebut bertaubat maka
amalnya akan menjadi baru seperti semula. Namun jika dia mati sebelum
bertaubat, maka dia termasuk penghuni neraka dan akan kekal di
dalamnya. (Aysarut Tafasir, Abu Bakr Jabir Al
Jazairi)

Macam-Macam Kemurtadan

1. Murtad karena ucapan
Seperti contohnya ucapan mencela Allah ta'ala atau Rasul-Nya,
menjelek-jelekkan malaikat atau salah seorang rasul. Atau mengaku
mengetahui ilmu gaib, mengaku sebagai Nabi, membenarkan orang yang
mengaku Nabi. Atau berdoa kepada selain Allah, beristighotsah (meminta
dihilangkan kesusahan yang sedang menimpa, pen) kepada selain Allah
dalam urusan yang hanya dikuasai Allah atau meminta perlindungan
kepada selain Allah dalam urusan semacam itu.

2. Murtad karena perbuatan
Seperti contohnya melakukan sujud kepada patung, pohon, batu atau
kuburan dan menyembelih hewan untuk diperembahkan kepadanya. Atau
melempar mushaf di tempat-tempat yang kotor, melakukan prkatek sihir,
mempelajari sihir atau mengajarkannya. Atau memutuskan hukum dengan
bukan hukum Allah dan meyakini kebolehannya.

3. Murtad karena keyakinan
Seperti contohnya meyakini Allah memiliki sekutu, meyakini khamr,
zina dan riba sebagai sesuatu yang halal. Atau meyakini bahwa sholat
itu tidak diwajibkan dan sebagainya. Atau meyakini keharaman sesuatu
yang jelas disepakati kehalalannya. Atau meyakini kehalalan sesuatu
yang telah disepakati keharamannya.

4. Murtad karena keraguan
Seperti meragukan sesuatu yang sudah jelas perkaranya di dalam agama,
seperti meragukan diharamkannya syirik, khamr dan zina. Atau meragukan
kebenaran risalah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam atau para Nabi
yang lain. Atau meragukan kebenaran Nabi tersebut, atau meragukan
ajaran Islam. Atau meragukan kecocokan Islam untuk diterapkan pada
zaman sekarang ini (Lihat At-Tauhid li Shaffits Tsaalits 'Aliy, hal.
32-33)

Mengenal Dr. Peter Youngren
Dr. Peter Youngren ialah seorang penginjil dari Kanada. Dia telah
melakukan perjalanan penginjilan ke lebih dari 85 negara di dunia. Di
Indonesia, dia telah mengadakan Festival Penyembuhan di berbagai kota,
seperti Semarang, Bandung dan Manado. Dia juga telah melatih lebih
dari 110 ribu pendeta dan pemimpin dalam seminar 'Global Harvest
Praise'. Tentang penyembuhan atau mukjizat yang ditawarkannya, dia
mengatakan,"Kita menawarkan hidup baru dalam Kristus. Saya percaya
bahwa setelah mereka terima Kristus mereka akan mengerti bahwa mereka
harus pergi ke gereja." (Bethanygraha.org dan Wikipedia). Dia juga
mengatakan,"Saya sudah berkunjung ke banyak negara selama 30 tahun.
Baik negara dengan penduduk Hindu, Islam, Budha, sampai penganut
atheis sekalipun dan responnya cukup positif," (Denpost).

Kaum muslimin, yang semoga senantiasa mendapat taufiq dari Allah,
di antara program kunjungan Dr. Peter Youngren adalah rencana
kedatangannya di kota Yogyakarta pada hari Rabu, 30 Mei 2007 sampai
dengan hari Sabtu, 2 Juni 2007 di Stadion Mandala Krida Yogyakarta.
Tema Acara ini adalah Jogja Festival 2007 yang berisi acara
pengobatan/penyembuhan massal yang diiringi dengan kebaktian rohani.

Membongkar Kedok Pemurtadan di Balik Pengobatan Dr. Peter Youngren

Kaum muslimin, yang semoga senantiasa mendapat taufiq dari Allah,
keimanan seorang muslim terhadap Allah dan Rasul-Nya, Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah boleh ada keragu-raguan sedikit
pun di dalamnya. Allah ta'ala berfirman yang artinya,"Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya
(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu
dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan
Allah, mereka itulah orang-orang yang benar."(QS. Al-Hujurat: 15)

Seorang muslim haruslah yakin bahwa Allah adalah satu-satunya
sesembahan yang berhak untuk disembah dan sesembahan selain Allah
adalah batil. Dalam suatu wawancara, Dr. Peter Youngren pernah
ditanya, "Seringkali orang Kristen memiliki suatu konsep yang salah
dalam hal bersaksi tentang Kristus kepada orang lain yaitu dengan cara
membawa orang ke gereja atau menjadikan dia Kristen dan bukan
memberitakan Kristus kepada orang tersebut. Apakah pendapat Bapak
tentang hal ini?" Kemudian ia menjawab, "Kita tidak pernah meminta
orang-orang untuk menjadi Kristen tetapi menjadikan mereka orang yang
percaya kepada Yesus (Jesus' believers). Bukan merubah agama orang
itu. Yesus dan Petrus sendiri tidak pernah menggunakan istilah Kristen
untuk orang percaya. Saya juga tidak gunakan istilah ini. Kalau hal
ini terjadi maka kita akan disangka mengkristenkan mereka. Kita
menawarkan hidup baru dalam Kristus. Saya percaya bahwa setelah mereka
terima Kristus mereka akan mengerti bahwa mereka
harus pergi ke gereja."(Bethanygraha.org)

Dalam festival penyembuhan massal yang dilakukannya, dia juga
menyatakan, "Saya doakan mereka secara umum dan dalam doa kesembuhan
itu saya ucapkan apa yang Yesus telah lakukan." Ia juga menyatakan,
"Kesembuhan massal didasarkan pada penanganan Tuhan secara pribadi
dengan umat-Nya, juga iman si individu di dalam Kristus. Tetapi itu
semua terjadi pada waktu yang bersamaan." (Bethanygraha.org)

Dari ucapan di atas, dapat diketahui bahwa Dr. Peter Youngren ingin
agar setiap orang (pemeluk agama selain Nashrani) percaya pada Yesus
atau beriman kepadanya. Setelah mereka beriman kepadanya barulah dia
akan terseret masuk ke gereja (alias 'murtad' secara perlahan-lahan).
Dan seseorang tidaklah mungkin menjadi sembuh dari sakitnya dalam
acara festival tersebut kecuali setelah sebelumnya ia yakin (beriman)
pada Yesus yang dengan ini dapat membuatnya keluar (murtad) dari
Islam.

Dr. Peter Youngren juga telah mengelabui kaum muslimin dengan
memberi nama acara pengobatan massal yang dia lakukan dengan nama
'Festival' semacam Jogja Festival, Bandung Festival, atau Balikpapan
Festival. Padahal di dalam acara festival pengobatan massal tersebut
diiringi pula dengan acara peribadatan ala Nashrani (kebaktian rohani)
yaitu diiringi dengan lagu-lagu kidung rohani versi Nashrani. Mengapa
dia tidak menamai acara tersebut dengan Kebaktian Rohani Kristen
saja[?!] Malah umat Islam dikelabui dengan Festival yang seolah-olah
terbuka untuk semua umat beragama. Ada apa di balik itu semua?!

Dalam suatu wawancara, Dr. Peter pernah ditanya, "Mengapa dalam
ibadah kesembuhan anda menyebutnya sebagai Festival dan bukan Crusade
atau Revival Meetings (KKR-Kebaktian Kebangunan Rohani-). Ia menjawab,
"Kata Crusade (KKR) adalah kata yang melukai saudara sepupu kita dari
agama lain (maksudnya adalah umat islam, pen), sedangkan kata Revival
tidak kita gunakan dalam ibadah kita. Kita menyebutnya Festival atau
Celebration (perayaan). Misalkan kalau diadakan di Surabaya, kami
menyebutnya di poster sebagai Surabaya Festival bukan Jesus Festival
atau Festival Injil. Ini sama sekali tidak memberikan kesan agamawi.
Orang bertanya apa ini? Mereka tidak tahu dan datang menghadirinya.
Kita bahkan tidak gunakan lambang gereja seperti salib dan sebagainya.
Ada yang bertanya kepada saya apakah saya telah berkompromi? Kita
tidak berkhotbah di poster atau di iklan tetapi kita berkhotbah di
festival. Setelah mereka ada di festival, baru kita sampaikan Injil
kepada mereka."
(Bethanygraha.org)
Kaum muslimin, yang semoga senantiasa mendapat taufik dari Allah,
bentuk pemurtadan yang lain dalam acara festival tersebut adalah
ditujukannya suatu ibadah kepada selain Allah. Padahal memalingkan
suatu ibadah kepada selain Allah termasuk kesyirikan. Dan di antara
bentuk ibadah yang paling agung adalah do'a, sebagaimana Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Do'a adalah ibadah."
(HR.Tirmidzi, hasan shohih). Apabila seseorang berdo'a kepada selain
Allah (seperti berdo'a kepada Yesus, jin, mayit, atau bahkan kepada
para Nabi yang telah wafat) maka ia telah berbuat kesyirikan dan
pelakunya adalah kafir (keluar dari Islam). Demikian pula orang yang
meridhoi perbuatan kesyirikan dan tidak membencinya, maka ia juga
telah kafir.

Himbauan

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Balikpapan, mengeluarkan fatwa
terkait pelaksanaan 'Balikpapan Festival 2003', yang dilaksanakan pada
tanggal 1-5 Oktober 2003 di Gelora Patra, dengan menghadirkan
pembicara utama Pdt. Peter Youngren dari Kanada. Ketua komisi Fatwa
MUI Balikpapan mengatakan,"Jadi kalau ada umat Islam yang menghadiri
acara ritual itu dan meyakini bahwa pengobatan yang diberikan Peter
Youngren bakal membawa kesembuhan, maka bisa digambarkan bahwa
keyakinan yang bersangkutan mulai goyah. Bahkan condong ke arah
kemurtadan." (Kaltim Post, Cybernews, Rabu 1 Oktober 2003)

Oleh sebab itu, kami juga menghimbau kepada seluruh lapisan
masyarakat muslim untuk tidak hadir dalam acara-acara tersebut,
meskipun mereka mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan bukanlah
kristenisasi. Karena tentu saja kalau acara kekufuran itu disebut
kristenisasi niscaya tidak ada seorang pun di antara kaum muslimin
yang mau menghadirinya. Inilah tipu muslihat mereka untuk menjerat
kaum muslimin !

Wajib bagi kaum muslimin untuk mengingkari acara-acara semacam ini
sesuai dengan kemampuannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,"Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran,
hendaklah ia merubah dengan tangannya, apabila tidak sanggup maka
dengan lisannya, apabila tidak sanggup maka dengan hatinya. Dan yang
demikian itu adalah selemah-lemah iman." (HR. Muslim).

Jadi hendaknya setiap kaum muslimin juga melarang anggota keluarga,
saudara, kerabat, dan tetangganya untuk tidak manghadiri acara
pemurtadan berkedok pengobatan/penyembuhan massal tersebut.
Sikap seorang muslim dalam menghadapi musibah Kaum muslimin -semoga Allah
senantiasa memberikan taufik kepada kita- dalam hidup di dunia ini
tentunya kita tidak akan lepas dari berbagai macam cobaan.

Allah berfirman yang artinya, "Apakah manusia mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan: 'kami telah beriman', sedang mereka tidak
diuji?. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum
mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS. Al-Ankabut:
2-3). Allah juga berfirman yang artinya, "Tiap-tiap jiwa akan
merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu akan dikembalikan." (QS.
Al-Anbiya':35).

Kaum muslimin -semoga Allah senantiasa membimbing kita ke jalan
yang lurus-, Nabi kita, Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam telah
bersabda,"Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya
semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali
bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur
dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka
dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya." (HR. Muslim)

Demikianlah keadaan seorang mukmin …. Jika ia mendapatkan nikmat
maka bersyukur dan menggunakan kenikmatan tersebut untuk ketaatan
kepada Allah. Namun apabila ia mendapatkan cobaan atau musibah
(misalnya dengan kebutaan dan lumpuh) tidaklah hal itu menjadikankan
berpaling dari Allah atau bahkan kafir kepada-Nya -na'udzubillah-,
akan tetapi ia bersabar menghadapi cobaan itu dengan mengharap pahala
dari Allah. Sungguh indah dan mulia agama kita.

Perlu diingat pula bahwa di balik musibah terdapat hikmah yang
begitu banyak. Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, "Andaikata kita
bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan
urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah (yang dapat kita
gali, pen). Namun akal kita sangatlah terbatas, pengetahuan kita
terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan
dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia di bawah sinar
matahari." (Lihat Do'a dan Wirid, Yazid bin Abdul Qodir Jawas).

Ingatlah pula bahwa cobaan dan penyakit merupakan tanda kecintaan
Allah kepada hamba-Nya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,"Sesungguhnya Allah Ta'ala jika mencintai suatu kaum, maka
Dia akan memberi mereka cobaan." (HR. Tirmidzi, shohih). Ya Allah,
anugerahkanlah kepada kami keyakinan dan kesabaran yang akan
meringankan segala musibah dunia ini.

Jadi carilah sebab agar mendapatkan kesembuhan dari penyakit dengan
berobat. Karena Rasulullah menganjurkan pada umatnya untuk berobat.
Sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Wahai
hamba Allah berobatlah karena tidaklah ada suatu penyakit kecuali
Allah memberi obatnya." (HR. Tirmidzi, hasan shohih) Namun seseorang
harus memperhatikan pula hukum yang terkait dengan pengambilan sebab.
Pertama, sebab yang diambil harus terbukti secara syar'i atau qodari
(penelitian ilmiah). Kedua, tidak bersandar pada sebab namun bersandar
pada Allah. Maka hendaklah setiap yang ingin berobat tidak
menyandarkan hatinya kepada dokter atau obat, namun hendaklah selalu
bertawakkal pada Allah. Ketiga, keampuhan suatu sebab hanya tergantung
pada taqdir Allah. Maka pahami dan perhatikanlah ketiga hukum
pengambilan sebab ini ketika hendak berobat dari suatu penyakit.

Terakhir, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,"Seorang hamba yang ditimpa musibah, lalu mengucapkan 'Inna
lillahi wa inna ilaihi raaji'un, Allahumma'jurni fi mushibati wa
akhlif li khoiron minha'. Maka Allah akan memberi ganjaran padanya
dalam musibah yang dihadapi dan Allah akan memberi ganti yang lebih
baik darinya." (HR. Muslim)

Semoga Allah menjaga dan meneguhkan keimanan kita sampai datangnya
kematian, menjaga urusan kaum muslimin dari makar musuh-musuhnya serta
menjadikan para pemimpin kita termasuk orang-orang yang memperjuangkan
syariat-Nya dan berjalan di atas jalan Islam yang lurus. Amin Yaa
Mujibad Da'awat. [Disusun oleh Al-Akh Ari Wahyudi, Al-Akh Ibnu Sutopo
& Al-Akh Muhammad Abduh T, Pengurus LBIA Al-Atsary. Tulisan ini juga
diterbitkan dalam Bulletin At-Tauhid edisi 118, 25 Mei 2007] .

No comments: