Pages

Friday, February 19, 2010

Fwd: [Koran-Digital] JAYA SUPRANA : Amien Rais, Pansus,dan Kisah Nabi Isa


Amien Rais, Pansus,dan Kisah Nabi Isa
Saturday, 20 February 2010
MESKI atau justru kerap berseteru seperti Tom & Jerry, sebenarnya
Amien Rais memiliki kesamaan dengan Gus Dur.Keduanya samasama gemar
mengutarakan komentar.

Komentar mereka kerap kontroversial,memancing pro dan kontra, sehingga
selalu menarik disimak! Sayang Gus Dur sudah meninggalkan dunia fana
sehingga dalam hal kinerja Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Kasus
Bank Century,kita hanya bisa mendengar komentar Amien Rais. Mantan
Ketua MPR yang mengangkat tapi kemudian melengserkan Gus Dur dari
tahta kepresidenan itu memberi komentar mengenai kinerja Pansus
Century secara sangat menarik.

Komentarnya bukan secara politis, ekonomis, perbankan ataupun
akuntansi melainkan lebih secara alegoris teologis. Menurut sang
pendiri dan mantan Ketua Umum DPP PAN itu,proses panjang yang sedang
dijalani pansus saat ini bagaikan kisah Nabi Isa yang menemukan
sekelompok orang yang sedang merajam seorang pezina.

"Ada satu kisah bahwa Nabi Isa pernah berjalan di satu kampung dan
melihat ada warga yang akan dirajam karena melakukan zina. Nah,Nabi
Isa pun langsung berkata bahwa yang boleh merajam adalah orang yang
tidak pernah berzina. Dan ternyata, satu kampung itu adalah pendosa
semua sehingga akhirnya orang itu bebas," ujar sang mantan Ketua Umum
Muhammadiyah itu.Kisah yang sama juga termuat di Alkitab Nasrani.

Hanya beda dalam hal nama, Nabi Isa disebut sebagai Yesus Kristus.
Kasus yang dihadapkan ke Yesus Kristus adalah seorang perempuan yang
akan dirajam akibat dituduh pezina, sementara sabda Yesus Kristus yang
tersurat di Alkitab ( Yahya 8:7 ) adalah,"Yang tidak pernah berdosa
silakan melempar batu pertama," Komentar Amien Rais yang menyamakan
kisah Pansus Century dengan salah satu kisah Nabi Isa itu sangat
menarik karena potensial memicu beraneka ragam tafsir.

Di satu sisi menyamakan kinerja Pansus Century dengan kisah Nabi Isa
menghadapi kasus pezina yang akan dirajam bisa ditafsirkan sebagai
sebuah nasihat. Nasihat agar pansus bisa memberikan hasil kesimpulan
akhirnya sesuai data dan fakta yang ada sebagaimana adanya dosa-dosa
pelanggaran saat tahapan merger,fasilitas pendanaan jangka pendek
(FPJP), penyertaan modal sementara (PMS), penyaluran dana ke penerima
fiktif,dan berbagai dosa perbankan lainnya.

Namun, di sisi lain bisa juga ditafsirkan sebagai sindiran bahwa
kinerja Pansus Century mirip dengan kinerja sekelompok orang yang
pernah berzina sedang mempansus orang-orang yang pernah berzina. Di
sisi lain bisa juga ditafsirkan sebagai suatu cemooh pesimistis bahwa
Pansus Century sebenarnya mubazir belaka. Mubazir lantaran para pelaku
permasalahan Bank Century yang dipermasalahkan, akhirnya pasti bebas
seperti warga yang akan dirajam.

Bebas karena mereka yang menuduh adanya dosa pada kasus Bank Century
sebenarnya juga pernah melakukan dosa yang sama melalui kasus lain.
Terlepas dari beragam tafsir terhadap penyamaan Pansus Century dengan
kisah tersebut,dalam satu hal Amien Rais memang benar yaitu ada yang
keliru dalam hal kasus Pansus Century.

Suatu masalah perbankan dipaksakan untuk didiagnosis melalui jalur dan
cara politis dengan tambahan beban emosional yang sangat parah
memorakporandakan objektivitas. Sama kelirunya dengan upaya mengukur
suhu badan seorang pasien sedang demam dengan barometer, apalagi
takometer.(*)

JAYA SUPRANA

No comments: