Pages

Thursday, October 13, 2011

[Good People] Agus Marto

Date: 2011/10/13
Subject: [Koran-Digital] EDITORIAL Menggoyang Kursi Agus Marto


Kejengkelan Menteri Keuangan Agus Martowardojo terhadap anggota Badan Anggaran DPR dari Partai Golkar bisa dipahami. Sikap ngotot beberapa anggota Dewan dalam rapat pembahasan penghematan bahan bakar minyak belum lama ini tak didasari argumen yang jelas. Boleh jadi manuver ini hanya bagian dari upaya mendongkel Agus, yang dikenal tak bisa disetir kalangan politikus Senayan.

Ketegangan bermula ketika politikus Golkar, Agun Gunanjar Sudarsa, berkukuh meminta penghematan konsumsi bahan bakar minyak tahun depan sebanyak 6,3 juta kiloliter. Padahal pemerintah dan delapan fraksi lainnya sudah sepakat hanya 2,5 juta kiloliter.

Menteri Agus semakin gusar setelah Melchias Marcus Mekeng, yang juga dari Partai Beringin, ikut menekannya.

Agus lantas meminta agar posisi Mekeng sebagai pemimpin rapat diganti. Sontak Ketua Badan Anggaran itu berang. Beruntung, ketegangan segera berakhir setelah rapat diskors. Rapat akhirnya memutuskan efisiensi BBM bersubsidi tahun depan hanya 2,5 juta kiloliter—dari kuota 40 juta kiloliter—atau setara dengan Rp 6,7 triliun.

Keberatan pemerintah terhadap keinginan politikus Golkar memang beralasan. Ruang gerak untuk melakukan efisiensi BBM relatif terbatas. Soalnya, pemerintah dan Dewan telah sepakat bahwa tahun depan tidak akan ada kenaikan harga BBM. Sebagai konsekuensinya, mekanisme harga tak bisa dipakai pemerintah untuk mengerem laju konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi. Padahal, dengan harga saat ini, pertumbuhan konsumsi BBM bersubsidi 8 persen per tahun. Ini berarti total konsumsinya bakal mencapai 43,7 juta kiloliter.

Tuntutan para politikus Golkar itu sesungguhnya sah-sah saja, sepanjang mereka membuka opsi kenaikan harga BBM. Tapi mereka juga menutup pilihan yang tak populer ini. Sikap yang aneh jelas menyulitkan pemerintah. Jangan heran bila muncul spekulasi bahwa aksi galak politikus Golkar itu hanyalah manuver untuk "menggergaji"kursi Agus.

Hubungan Agus dengan para politikus Beringin memang kerap "meriang". Pada awal tahun kritik tajam sudah dilontarkan Mekeng selaku Ketua Panitia Khusus Perpajakan. Pemicunya, hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan yang diminta DPR menyimpulkan bahwa pemeriksaan aparat pajak terhadap Asian Agri, Wilmar, dan empat perusahaan lainnya melanggar aturan. Perseteruan kian runcing setelah Agus berkeras pemerintah pusat akan membeli saham PT Newmont Nusa Tenggara, yang juga diincar kongsi pemerintah Nusa Tenggara Barat dan Grup Bakrie.

Agus memang tak ambil pusing soal jabatannya. Ia bahkan pernah menyatakan akan mundur jika pembelian Newmont diganjal. Ketegasan ini pula yang ditunjukkannya saat menjadi Direktur Utama Bank Mandiri sehingga berhasil memaksa 30 debitor kakap, antara lain Grup Raja Garuda Mas (Sukanto Tanoto), Kiani Kertas (Prabowo Subianto), dan Bosowa (Aksa Mahmud), melunasi kredit bermasalah sekitar Rp 19 triliun.

Melihat rekam jejaknya itu, jelas sebuah kerugian besar jika Agus tergusur saat perombakan kabinet.

Kebijakan perekonomian kita akan lebih mudah ditunggangi kepentingan bisnis dan politik. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mesti menunjukkan bahwa ia tak gampang disetir kalangan partai politik karena taruhannya sungguh mahal.

http://epaper.korantempo.com/PUBLICATIONS/KT/KT/2011/10/13/ArticleHtmls/EDITORIAL-Menggoyang-Kursi-Agus-Marto-13102011003003.shtml?Mode=1

--

No comments: