Pages

Thursday, October 13, 2011

[Koran-Digital] Ada Jatah Parpol yang Berkurang

Ada Jatah Parpol yang Berkurang PDF Print
Friday, 14 October 2011
JAKARTA– Seiring merebaknya isu reshuffle, santer pula kabar bahwa porsi
parpol-parpol anggota koalisi pendukung pemerintah di kabinet akan
berubah. Ada yang bertambah, ada yang berkurang, ada pula yang tetap.

Dengan dinamika terakhir menjelang reshuffle sepanjang hari kemarin,
sangat mungkin jatah Partai Golkar di kabinet tetap, tidak berubah,
yakni sekitar 15% atau tiga menteri. Namun, komposisinya hampir
dipastikan berubah dari saat ini yakni Agung Laksono sebagai menko
kesra, Fadel Muhammad sebagai menteri kelautan dan perikanan,serta MS
Hidayat di pos menteri perindustrian.

Adalah nama Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Syarif Tjitjip Sutardjo
yang berkibar sebagai calon menko kesra, menggantikan Agung Laksono yang
dikabarkan bakal terdepak dari kabinet. Posisi Fadel sebagai menteri
kelautan dan perikanan pun terancam.Yang jelas, beberapa hari belakangan
muncul nama politikus senior Partai Golkar Theo L Sambuaga yang
dikabarkan bakal mengisi salah satu pos kementerian eks parpol lain.

Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) mengakui Syarif
merupakan salah satu kadernya yang dipersiapkan masuk KIB II. Menurut
Ical, Syarif jadi menteri jika ada menteri dari Golkar yang diganti.
Namun, Ical belum memastikan posisi yang akan ditempati Tjitjip."Itu kan
hak prerogatif presiden.Kalau ada menteri dari Golkar yang rapornya
merah, saya mau bilang apa,"kata Ical.

Bila jatah Golkar tetap,porsi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam
kabinet justru mungkin berkurang.Posisi dua menteri dari PPP,Suryadharma
Ali di pos menteri agama dan Suharso Monoarfa yang memimpin Kementerian
Perumahan kemungkinan besar berubah. Suryadharma dikabarkan disiapkan
untuk mengisi posisi menteri sosial,sedangkan Suharso akan dicopot
lantaran memiliki masalah rumah tangga dan etika. Posisi yang
ditinggalkan Suharso kemungkinan besar bakal diisi oleh orang yang
disodorkan Partai Demokrat.

Sedangkan posisi Suryadharma akan diisi menteri pendidikan nasional saat
ini, Muhammad Nuh. Namun, kabar pergeseran Suryadharma dan pencopotan
Suharso ditepis Wakil Ketua Umum DPP PPP Hasrul Azwar. Menurut dia, isu
ini hanya politisasi pihak-pihak tertentu karena kinerja Suryadharma dan
Suharso di kabinet termasuk baik. "Keduanya masih amanah,"kata Hasrul.

Bila benar Suryadharma bergeser ke pos menteri sosial seperti pernah
diduduki seniornya, Bachtiar Chamsyah saat KIB I, posisi Salim Segaf
Aljufri dari PKS terancam. Salim tidak akan hengkang dari kabinet,tapi
hanya bergeser ke pos lain. Justru rekannya, Suharna Surapranata yang
kemungkinan besar harus meninggalkan Kementerian Riset dan Teknologi.
Salim Segaf Aljufri mengatakan, partainya tidak akan mengintervensi
keputusan Presiden bagaimanapun komposisinya nanti.

Lantas bagaimana dengan jatah Demokrat yang kini menguasai enam
kementerian atau 30%? Sejumlah nama kader Demokrat di kabinet yang
paling santer masuk daftar pencopotan adalah Darwin Zahedy Saleh
(menteri ESDM) dan Freddy Numberi (menteri perhubungan). Mereka
dikabarkan bakal diganti oleh kalangan profesional sehingga porsi
Demokrat di kabinet pun berkurang.

Namun, Ketua DPP Partai Demokrat Ikhsan Modjo menegaskan, partainya tak
akan mencampuri keputusan presiden dalam merombak kabinet. Sementara dua
kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di kabinet, Muhaimin Iskandar
(menakertrans) dan Helmy Faisal Zaini (menteri PDT),bisa bernapas lega.

Posisi mereka sangat mungkin tidak terusik. Sedangkan Partai Amanat
Nasional (PAN) yang diwakili tiga kadernya di kabinet kemungkinan akan
kehilangan PatrialisAkbar (menkumham). Tiga menteri dari kalangan
profesional sangat mungkin diganti dan bergeser. Selain M Nuh yang
santer dikabarkan bakal kembali ke pos Kementerian Agama, kabar bahwa
Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Menteri BUMN Mustafa Abubakar
juga bakal terdepak dari kabinet kian kencang.

Salah satu dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita
Wirjawan dan Wakil Menteri Keuangan Any Ratnawaty dikabarkan bakal
menggantikan Agus Martowardojo. Sejumlah kalangan mengharapkan Gita
Wirjawan tetap berada di posisinya sekarang. Direktur Eksekutif
Indonesian Resources Studies (Iress) Marwan Batubara mengatakan, masih
banyak pekerjaan yang mesti dilanjutkan dan dituntaskan Gita di BKPM.

"Gita kurang tepat di pos menteri keuangan. Latar belakangnya membuat
saya khawatir dia akan menjual berbagai asetstrategis ke luar
negeri,"katanya. Direktur Eksekutif Institute for Development of
Economics and Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika juga mengharapkan,
Presiden tidak menempatkan Gita di posisi menteri keuangan ataupun
menteri BUMN."Gita terlalu liberal," katanya. radi saputro/hendry
sihaloho/rarasati syarief/ rahmat sahid/robbi khadafi

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/435691/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

No comments: