Pages

Sunday, October 16, 2011

[Koran-Digital] Golkar: Lapindo Modal Aburizal pada 2014

“Itu hanya klaim.

Tak ada data pembanding yang bisa dipertanggung- jawabkan.”

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie akan memanfaatkan semburan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, untuk modal menuju kursi presiden pada 2014. Golkar menganggap Aburizal mampu menuntaskan ganti rugi bagi masyarakat yang tanahnya terendam lumpur. “Bang Ical (Aburizal) seperti dewa penolong,” kata Ketua Golkar Jawa Timur Martono dalam forum silaturahmi nasional Partai Golkar di Balikpapan, Kalimantan Timur, kemarin.

Selain mengukuhkan kembali dukungan buat Aburizal sebagai

calon presiden, forum silaturahmi itu sepakat membentuk tim pemenangan mulai tingkat nasional hingga desa. Martono menyatakan Aburizal bersedia mengeluarkan duit pribadi sebesar Rp 8 triliun.

Saat PT Lapindo bangkrut, kata dia, mestinya kewajiban pengusaha selesai. Namun Aburizal tetap bertanggung jawab.

Padahal, kata dia, luberan lumpur sudah diputuskan sebagai bencana alam tanpa ada unsur kesengajaan. “Pemerintah mestinya yang bertanggung jawab,” kata dia.

Martono mengklaim masyarakat Sidoarjo menyadari keseriusan Aburizal. Buktinya, kata dia, Golkar meraih suara terbanyak dibanding partai lain dalam pemilihan umum maupun pemilihan kepala daerah. “Di Lapindo,

Golkar selalu menang,” katanya.

Karena itu, Martono melanjutkan, Golkar berkewajiban berkampanye suksesnya Aburizal dalam kasus Lapindo.

Pernyataan Martono ini dimentahkan sukarelawan pendamping korban lumpur, Paring Waluyo Utomo. Ia tak percaya keluarga Bakrie mengeluarkan uang hingga Rp 8 triliun. Sebab, tak ada laporan akuntan publik yang akuntabel yang menjadi dasar penyaluran uang. “Itu hanya klaim. Tak ada data pembanding yang bisa dipertanggungjawabkan,”katanya.

Menurut Paring, total ganti rugi kewajiban Lapindo sekitar Rp 3,5 triliun. Lapindo juga belum melunasi kekurangan pembayaran Rp 1,1 triliun. Selain itu, katanya, uang dari Bakrie tak gratis.

Sebab, Lapindo mendapat kom

pensasi lahan 624 hektare, yang sekarang berupa kolam lumpur.

Masalah sosial pun terus menggelayuti. Sebagian korban kehilangan pekerjaan utama sebagai petani, buruh pabrik, dan pekerja sektor informal. Setidaknya 400-an orang menggantungkan hidup di atas tanggul. “Mereka di antaranya jadi tukang ojek,”kata Paring.

Menurut dia, hingga kini PT Minarak Lapindo Jaya, perusahaan yang ditugasi kelompok bisnis Bakrie untuk membayarkan ganti rugi, belum menyelesaikan ganti rugi dari total 13.237 berkas. Baru 75 persen yang tuntas. Lumpur Lapindo menyembur pada Mei 2006, yang menenggelamkan 12 desa di Kecamatan Tanggulangin, Jabon, dan Porong. Sebanyak 39.947 orang dari 20.248 keluarga terusir dari kampungnya.



http://epaper.korantempo.com/PUBLICATIONS/KT/KT/2011/10/17/ArticleHtmls/Golkar-Lapindo-Modal-Aburizal-pada-2014-17102011006012.shtml?Mode=1

No comments: