Friday, 14 October 2011
Kontrak karya perusahaan asing telah menjadi momok kerugian bangsa.
Sedikitnya bagi hasil yang diterima negara tidak sebanding dengan
kekayaan negara yang dikeruk oleh perusahaan asing.
Dan ini menjadi penjajahan gaya baru karena
kekayaanIndonesiadikerukhabis-habisan. Faktanya,kontrak karya yang ada
jauh dari amanat undang-undang.Ambil contoh PT Freeport,berdasarkan
laporan keuangan 2010, Freeport menjual sebanyak 1,2 miliar
poundsterling tembaga dengan harga rata-rata kurs USD1 = Rp9.000 berarti
setara dengan Rp39,42 triliun.
Tidak hanya itu,Freeport pun menjual sebanyak 1,8 juta onsemas dengan
harga rata-rata pada tahun 2010 sebesar USD1.271 per ons dan menunjukkan
penjualan mencapai Rp60,01 triliun rupiah selama setahun. Penjajahan
gaya baru ini harus segera dihapuskan dengan merenegosiasikan kontrak
karya pertambangan.
Dengan kekayaan tambang yang besar,tetapi pendapatan negara dari
penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada sektor pertambangan umum
sangat rendah. Dibandingkan dengan PNBP sektor migas yang mencapai Rp151
triliun, PNBP sektor pertambangan pada tahun 2010 hanya mencapai Rp9,7
triliun.
Renegosiasi yang diupayakan harus mencakup keseluruhan kontrak karya
pertambangan yang mencakup prinsip wilayah, divestasi, pengolahan
lingkungan, royalti, dan kewajibanjasadalam negeri seperti yang
diamanatkan dalam UU No 4 Tahun 2009 tentang Minerba.Pemerintah harus
menunjukkan tajinya.
Terlebih,saat ini baru sekitar 65 % dari 118 kontrak tambang yang
sepakat untuk dinegosiasikan kembali. Negara ini harus segara bebas dari
penjajahan gaya baru, sistem pengelolaan tambang lewat model kontrak
yang diadaptasi dari konsesi zaman kolonial Belanda . Konsesi dengan
model KK (kontrak karya) tersebut membuat manajemen sepenuhnya di tangan
investor.
Adapun pemerintah tidak mempunyai alat dan mekanisme mengontrol
produksi, biaya,harga jual,dan pemasaran. Padahal dengan model
production sharing contract di sektor tambang,negara memperoleh bagian
85% dan negara punya alat atau mekanisme terhadap semua investor seperti
lewat BP Migas di bidang migas. ●
M ADI NUGROHO
Mahasiswa Program
Studi Indonesia FIB UI
Penerima Beasiswa
Aktivis Dumpet Dhuafa
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/435702/
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
No comments:
Post a Comment