Pages

Sunday, October 16, 2011

Re: [Koran-Digital] Empat Menteri PKS Jadi Harga Mati

Akan sangat beda halnya antara pemain dan penonton ... terlebih penonton yang tidak empati pada permainan dan yakin akan opininya apapun kelemahannya ...

2011/10/17 Umar Abduh <umarabduh@gmail.com>
Politik hermaprodite cocok buat PKS orientasinya berjuang untuk hidup : berkuasa atau ikut berkuasa dan menikmati hidup & kekuasaan. Ada saat galak ketika tidak diperlakukan "adil" ada saat merajuk dan ada saat jadi perompak... eh perampok ganas (dimulut doangan sih.....)

Pada 17 Oktober 2011 09:12, satriyo <satriyo.boedi@gmail.com> menulis:

Hiruk pikuk PKS dan pilihan mereka dalam KB2 memang jadi sasaran empuk para pihak yang anti pati buta pada apapun yang dilakukan partai fenomenal ini. Termasuk dalam haru biru soal reshuffle. Di satu sisi, PKS sebagai pertai yang merasa konsitituen berhak tahu (tentu sebatas tertentu) maka cecaran media terkadang menjadi senjata makan tuan. Ada teman yang ketus menyayangkan bahwa PKS terlalu banyak bicara. Entah data statistik mana yang digunakan kalo memang maksudnya adalah kuantitas atau frekuensinya. Tapi lain lagi kalo maksudnya adalah dampak dari omongan yang terlontar, sedikit banyak akan menjadi relatif. Belum lagi ada pengamat yang sambil lalu mencoba mengurai "benang kusut" PKS dengan melihat bahwa hal terjadi karena adanya "kelompok" dalam tubuh PKS, khususnya dalam menyuarakan sejumlah issue belakangan walau oleh pengamat lain dimentahkan.

Yang memang menjadi tantangan buat PKS adalah bagaimana mekanisme komunikasi internal dan top down untuk selalu bisa menyeruakkan sinar kejelasan atas kemelut yang diperburuk oleh polah sejumlah media mainstream kepada para kader dan konstituen agar at least tetap menjaga soliditas internal, dan bilamana mungkin untuk juga menjelaskan kepada khayalak yang mudah diombang-ambing opini agar tahu duduk perakaranya dari rujukan partai. Sejauh ini PKS tampak bisa memanage dengan baik jurus-jurus yang selama ini menjadikannya partai kader dengan manajemen yang handal.

Apakah kemitraan PKS dan SBY akan terus berjalan? Kita lihat saja. Sebagaimana saat pilkada DKI PKS dikeroyok sehingga kalah tipis, maka amunisi dari pengalaman itu tentu akan juga berguna saat dan akan kita lihat hasilnya beberapa waktu ke depan. Maju terus dengan deal yang ada atau tidak sama sekali dan menjadi oposisi; suatu kans yang amat diragukan sejumlah pengamat yang sini pada partai anak muda dan progresif ini!

RSA

2011/10/17 Koran Digital <korandigital@gmail.com>

PKS siapkan serangan balik jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ingkar janji terhadap isi kontrak politik.

PARTAI Keadilan Sejahtera (PKS) tak mau mundur walau setapak. Bagi PKS, kontrak politik pada 2009 yang dibuat Presiden Susilo Bambang Yudho yono soal jatah menteri dengan partai itu sudah menjadi harga mati.

Menurut Ketua DPP PKS Nasir Djamil, Presiden harus menghormati kontrak itu karena menjadi dasar kerja sama dalam koalisi. Pun berdasarkan hasil rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang berakhir Sabtu (15/10), semua pengurus daerah sepakat untuk menetapkan isi kontrak politik itu sebagai harga mati.

"Itu keinginan mayoritas pengurus PKS di daerah yang datang ke rapimnas kemarin.

Dalam pertemuan itu, para pengurus juga menyamakan persepsi mengenai posisi PKS di kabinet. Jadi kita juga sudah siapkan langkah jika ingin hengkang atau tetap bertahan," ujarnya dalam perbincangan dengan Media Indonesia, kemarin.

Ia menambahkan, partainya juga tidak mau terlalu terpengaruh soal audiensi calon menteri yang dalam beberapa

hari terakhir gencar dilakukan Presiden. "Kita tetap akan menunggu pengumuman hasil reshuffle kabinet baru menentukan sikap kita apakah tetap berkoalisi atau keluar," ujarnya.

Saat ini, ada empat kader PKS di kabinet, yaitu Menteri Pertanian Suswono, Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, dan Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufrie.

Sikap harga mati terhadap jumlah menteri itu juga ditegaskan Sekjen PKS Anis Matta. Ia mengingatkan, meski hak kocok ulang kabinet sepenuhnya milik

Presiden, PKS me nyarankan Presiden lebih berhati-hati melakukannya jika tidak ingin ada serangan balik.

"Reshuffle ini memang hak prerogatif presiden. Tapi hak prerogatif ini kan tidak gratis.

Ini berbanding lurus dengan tanggung jawab dan risiko akibat reshuffle dan harus ditanggung pengambil hak prerogatif itu," ujar Anis.

Ia melanjutkan, akibat dari reshuffle yang salah arah itu ha rus ditanggung sendiri Presiden dan tidak ada kewajiban bagi partai koalisi lainnya untuk ikut menanggung risiko itu.

"Kalau reshuffle tidak ada, ya Alhamdulillah. Kalau ada

reshuffle, ini taruhan besar buat Presiden. Risiko itu bukan risiko mitra koalisi. Risiko dari pengguna hak itu," jelasnya. Presiden, sambungnya, juga seharusnya tetap berpegang pada kontrak politik khusus dengan PKS. Karena menurutnya, PKS telah melaksanakan kontrak itu dengan seharusnya.

Adapun soal sikap kritis PKS yang selama ini diperankan di DPR, menurutnya, itu hal adalah bagian dari kontrak politik itu sendiri dan dijamin UU.

"Kami mau berpegang teguh pada perjanjian, sepanjang perjanjian ini dipegang teguh. Kalau perjanjian ini tak dipegang lagi, baru kami menentukan sikap," tegasnya. (*/T-1)

http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2011/10/17/ArticleHtmls/Empat-Menteri-PKS-Jadi-Harga-Mati-17102011003023.shtml?Mode=1

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.



--
Satriyo

"Don't be so quick to judge, you never know when you might just find yourself walking in that person's shoes"

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.



--
Satriyo

"Don't be so quick to judge, you never know when you might just find yourself walking in that person's shoes"

--
"One Touch In BOX"
 
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
 
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
 
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

No comments: