Pages

Sunday, October 16, 2011

[Koran-Digital] Kepala Negara Malaysia Dianugerahi Adipurna

Kepala Negara Malaysia Dianugerahi Adipurna PDF Print
Monday, 17 October 2011
JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menganugerahkan
penghargaan Bintang Republik Indonesia Adipurna kepada Yang Dipertuan
Agong III Malaysia Tuanku Mizan Zainal Abidin di Istana Merdeka kemarin.


Tuanku Mizan Zainal Abidin yang merupakan Sultan Trengganu saat ini
menjabat sebagai Yang Dipertuan Agong Malaysia atau tak lain kepala
negara Malaysia. Penghargaan tersebut sebenarnya masuk dalam rangkaian
peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus lalu.Penghargaan untuk Yang
Dipertuan baru dianugerahkan kemarin karena yang bersangkutan tidak bisa
hadir dalam pemberian penghargaan pada 12 Agustus silam.

"Atas nama pemerintah dan rakyat Indonesia, akan saya sampaikan
penghargaan tertinggi, Bintang Republik Indonesia Adipurna, kepada Yang
Sri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agong Tuanku Mizan Abidin atas
jasa-jasa beliau yang sangat besar dalam menjaga dan meningkatkan
persahabatan, hubungan baik, dan kerja sama antara Indonesia- Malaysia,"
tutur Presiden SBY dalam pengantarnya pada penganugerahan kemarin.
Sebagai catatan, pada 12 Agustus silam, Presiden SBY menganugerahkan
bintang, gelar, serta tanda kehormatan kepada 32 tokoh nasional dan luar
negeri yang dianggap berjasa besar serta memberi sumbangsih nyata bagi
Indonesia.

Di antara 32 tokoh tersebut,ada dua tokoh luar negeri, yaitu Yang
Dipertuan Agong serta mantan Perdana Menteri JepangYusoa
Fukuda.Sementara salah satu tokoh nasional yang mendapat gelar tertinggi
adalah Ibu Negara Ani Yudhoyono. Yang Dipertuan Agong tiba di Istana
Merdeka didampingi istri, Sultanah Nur Zahirah. Pemberian penghargaan
tersebut hanya berlangsung sekitar 10 menit.Penganugerahan bintang
Adipurna kepada Yang Dipertuan Agong dikhawatirkan memicu pro-kontra
mengingat hubungan Indonesia- Malaysia yang kerap naik turun akibat
persoalan perbatasan hingga TKI.

Apalagi,saat ini ratusan TKI di Malaysia terancam hukuman mati karena
berbagai masalah. Ketua Dewan Bintang Tanda Jasa,Kehormatan, dan Gelar
Djoko Suyanto maupun Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menolak
memberi penjelasan terkait penghargaan terhadap Yang Dipertuan
Agong.Djoko hanya mengungkapkan Presiden SBY memiliki banyak
pertimbangan atas penganugerahan tersebut.Pertimbangan itu bukan hanya
perlakuan Pemerintah Malaysia terhadap TKI, tetapi ada banyak hal lainnya.

"Sudah disebutkan Presiden tadi, cukup ya. Pertimbangan kan tidak hanya
itu, banyak,"tutur Djoko. Senada dengan Djoko, Marty juga memilih
bungkam saat ditanya alasan penganugerahan gelar. Mantan Duta Besar RI
untuk Inggris Raya tersebut menegaskan ada proses panjang sebelum
penganugerahan disepakati. "Saya kira peranan beliau selama ini seperti
yang disampaikan Presiden.Saya kira Presiden sudah jelas. Semua ada
prosedurnya,"ujar Marty.

Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan
penganugerahan penghargaan kepada Yang Dipertuan Agong merupakan hal
yang lazim. Julian mengingatkan Presiden SBY pun pernah diberi
penghargaan bintang tertinggi dari Kerajaan Malaysia pada 2008 silam.

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/436377/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

No comments: