bilang-bilang ya. saya cuma tanya aja kok.
zul
On Oct 16, 7:52 pm, Umar Abduh <umarab...@gmail.com> wrote:
> Ketika orang bicara tentang madzhab dalam Islam sejarah tidak pernah
> mengakui jika Indonesia punya madzhab yg patut bisa disetarakan dengan
> madzhab-madzhab yg berlaku dan muncul pada generasi pertama yg termasuk di
> dalamnya tabi'ut tabi'in dan generasi ke 2 setelah wafatnya Nabi Muhammad
> saw. Salah paham dan rancunya paham (fiqh) ummat muslim Indonesia yg mengaku
> sebagai Ahlus Sunnah wal Jama'ah karena menggeneralisir bahwa semua madzhab
> yg berasal dari dan eksis di Saudi adalah Wahaby, berbeda dengan madzhab yg
> lahir dan eksis di luar Saudi. Pada hal keempat madzhab : Hambali, Syafi'i,
> Hanafi & Maliki adalah cerminan dari upaya sungguh2 atas keulama'an mereka
> dalam menggali dan napak tilas tilas terhadap kemurni-aslian ajaran Islam
> yang dibawa dan dilaksanakan Nabi Muhammad saw & 4 Khalifah beliau. Nilai
> dan timbangan kemadzhaban madzahibul 'arba'ah jelas tidak mungkin bisa
> disetarakan dengan Islam dan peradaban yg dibawa dan ditegakkan Nabi
> Muhammad saw serta 4 Khalifah beliau.
>
> Islam dan madzhab Islam yg sah dan dipesan Nabi saw : "Alaikum bisunnati
> wasunnatil Khulafa'ar Rasyidin 'adldlu 'alaiha binnawajidz - Diwajibkan
> atas kalian menetapi sunnahku dan sunnah khulafa'ar rasyidin, gigit kuat
> terhadap (sunnahku dan sunnah khulafa'ar rasyidin dengan gerahammu). Islam,
> keislaman & system keummatan Ummat Islam yg dipesan dan diwanti-wanti nabi
> saw serta dipegang teguh dan dilestarikan para sahabat dan tabi'in seperti
> inilah yg tidak bisa diterima ummat muslim Indonesia juga kebanyakan muslim
> dunia.
>
> Qomaruddin Hidayat tak lebih dari sarjana yg mengaku muslim dan mengaku
> sebagai kelompok lingkaran jaringan Islam liberal, klaim sebagai Islam
> liberal sendiri secara otomatis sudah mencampakkan dirinya sendiri sebagai
> orang yg tidak patut diposisikan sebagai orang yg menerima prinsip
> kemadzhaban yg berlaku dalam ummat Islam, apalagi jika diukur dengan standar
> keislaman yg dimanatkan Nabi Muhammad saw.
>
> Dalam hal keulamaa'an, derajat dan martabat keulama'an masyarakat Indonesia
> belum bisa disejajarkan dengan keulama'an masyarakat Mesir dan bumi negeri
> Afrika lainnya, juga di bumi Iraq hingga Pakistan. Oleh karenanya statement
> anak bangsa Indonesia yg kebetulan bernama Qomar atau sejenisnya, tentang
> madzhab Islam Indonesia jelas tak mungkin bisa diterima oleh bangsa atau
> masyarakat muslim dunia mana pun. Ini bicara tentang Islam bung Item, bukan
> bicara demokrasi dan liberalisme Islam, apalagi ala Indonesia……
>
> Pada 15 Oktober 2011 23:52, item keren <ite...@gmail.com> menulis:
>
>
> > **
> > Pak Umar, coba jelaskan apa yg salah dengan tulisan Prof Komaruddin Hidayat
> > itu? Kasih jelas ke saya. Siapa tau saya berubah pikiran.
>
> > Jangan kaya Satriyo dan Leo Aritonang. Mereka nggak bisa mikir atau
> > berargumentasi. Bisanya cuma mencela gagasan atau pendapat orang.
>
> > Pak Umar Abduh mau masuk kelas seperti Satriyo dan Leo juga?
>
> > Milis ini bisa dipake buat diskusi, tukar pendapat dan isi pikiran. Kalo
> > cuma buat maki2 dan mencela, bikin aja milis sendiri dgn nama : "Mencela ala
> > Islam". Pasti Satriyo dan Leo bahagia jadi membernya :)
>
> > Sayang dong kepakaran dan keilmuan pak Umar..
>
> > Al Item
>
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
No comments:
Post a Comment