Pages

Sunday, October 16, 2011

[Koran-Digital] TITO SULISTIO: Republik Reshuffle, Sinetron Sambel

Republik Reshuffle, Sinetron Sambel PDF Print
Monday, 17 October 2011
Sebuah sinetron tanpa rating, drama politik tanpa "akting", operet tidak
lucu, kembali dipertontonkan, ditayangkan oleh televisi, disiarkan semua
radio di Indonesia, diberitakan di berbagi koran.


Sayangnya, sinetron tidak lucu tidak bermutu tersebut sepertinya secara
tidak langsung disutradarai oleh orang yang sangat berpengaruh di
republik ini. Sinetron biasanya ditayangkan, dengan harapan bisa
ditonton orang agar mendapat rating dan akhirnya menghasilkan rupiah
buat si media. Si sutradara dengan segala kemampuan pastinya berusaha
membuat operetnya menarik untuk ditonton.Hebatnya,program tidak menarik
belakangan ini sepertinya disutradarai tanpa skrip, layaknya film kocak
Warkop DKI, di mana semua pemainnya bebas berakting, bebas
berbicara,asal lucu!

Presiden berencana melakukan reshuffle kabinet para pembantunya. Entah
tanpa sengaja atau memang beliau nikmati, gaya beliau menyeleksi calon
pembantunya dilakukan seperti suatu rumah produksi melakukan casting
calon bintang film. Semua calon bintang dipanggil datang,diinterviu,dan
diminta mempertontonkan kemampuannya, laluakhirnya dimintaberakting
langsung di depan media untuk dilihat untuk dinilai juga oleh
masyarakat. Jika pelawak, mungkin untuk dibuktikan lucu tidaknya. Ini
memang penemuan asli presiden yang sekarang.

Tidak pernah ada presiden Republik yang sebelumnya melakukan ini untuk
mencari calon pembantunya. Secara sembrono atau memang berani (karena
merasa punya hak prerogatif) mungkin, Pak Harto, Gus Dur, ataupun Bu
Mega biasanya hanya secara diam-diam melakukan seleksi,menginterviu,dan
mengumumkan para menteri yang akan membantunya membangun negeri, membawa
negara, menyejahterakan rakyat. Dengan hak prerogatif yang
dimiliki,seorang presiden bisa saja langsung menunjuk calon menteri yang
dia rasa pantas dan cocok untuk mendampinginya membangun negeri.

Kalau mau bertindak sopan,ya seperti Pak Harto-lah, cukup telepon sang
calon menteri, tawarkan jabatan, dan panggil menghadap. Ini adalah
ajakan terhormat untuk membangun negara.Ajakan dari pemimpin bangsa
untuk menjadi pelayan masyarakat tertinggi yang sepatutnya dilakukan
dengan cara yang terhormat juga. Hanya memang buat apa sih memikirkan
cara memilih,menyeleksi calon bintang, yang penting bintangnya bagus,
sinetronnya bermutu dan menarik untuk ditonton.

Menjadi menyedihkan memang kemarin ini, karena ternyata ini adalah
sinetron berseri yang ingin disempurnakan karena bintangnya ternyata
tidak layak dan tidak berprestasi. Biasanya, suatu sinetron yang tidak
berhasil dan tidak sukses langsung mengganti bintang utamanya atau
bahkan mengubah jalan ceritanya, dengan harapan bisa menambah menaikkan
ratingprogramnya.

Kejelasan

Kejelasan rencana reshuffle KIB II yang sudah digosipkan beberapa bulan
ini dimulai dengan pengumuman secara tidak langsung akan adanya
penambahan tiga calon wakil menteri. Seorang wakil dalam suatu
organisasi biasanya ditambahkan jika kerja aktif sang pemimpin demikian
sibuknya, atau prestasi yang dicapai demikian hebatnya tapi diperlukan
tenaga tambahan untuk lebih mendongkrak performancekerja. Menjadi
pertanyaan memang apakah para menteri yang diberi wakil memang sudah
terlalu repot, sehingga perlu wakil, atau prestasinya demikian hebat
sehingga perlu tambahan tenaga.

Sayangnya, masyarakat sepertinya akan menjawab: "Kok, kayanya enggak
ya?"Para menteri yang diberi wakil ini bahkan sepertinya tidak
berprestasi. Lalu, kenapa tidak diganti saja? Ketidakjelasan demikian
menimbulkan spekulasi akan adanya keinginan presiden untuk menggunakan
hak prerogatifnya untuk melindungi pembantu yang gagal.Menjadi aneh lagi
jika diingat bahwa dalam Undang-Undang No 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara, jelas disebutkan bahwa wakil menteri itu adalah
jabatan karier.

Jadi, sebenarnya penggantian atau penambahan tidak perlu dilakukan
bersamaan dengan reshufflekabinet. Penerjemahan jabatan karier wakil
menteri, jika presidennya mau melihat,selayaknya diberikan kepada eselon
satu yang sudah lama berkarier, disekolahkan negara dan berprestasi di
kementerian bersangkutan. Janganlah kehormatan dan kesempatan ini
diberikan kepada mereka yang tidak mempunyai jabatan eselon satu di
kementrian bersangkutan. Ini hanya akan menimbulkan rasa keengganan
berkarya, rasa diremehkan, perasaan tidak berfungsi atau berprestasi
dari mereka yang sudah berkarya.

Barter Politik

Sayangnya memang terlihat pemerintahan Republik kali ini secara sengaja
membelenggukan dirinya pada kekuatan politik. Berbeda dengan portofolio
kabinetdizamanpemerintahan Ibu Mega misalnya, jumlah menteri yang
berlatar belakang partai hanya berjumlah 36%. Saat ini pada Kabinet
Indonesia Bersatu, 60% menteri pembantu presiden berasal dari partai
pendukung dan koalisinya. Artinya tanpa Partai Demokrat, presiden
sepertinya membarter 41% hak prerogatif menunjuk jabatan di kementerian
dengan 49% dukungan politik di parlemen. Pemikiran yang sangat pragmatis
memang. Tapi apakah yang paling bermanfaat buat rakyat dan negara?

Apakah rute jalan paling tepat untuk mendapatkan pembantu terbaik,
menteri berprestasi untuk kejayaan republik ini? Kok, meragukan ya?
Kok,nggak kasihan sama rakyatnya, ya? Apalagi, Pak Presiden dalam
pidatonya kemarin mengatakan bahwa kabinet yang beliau bangun beliau
akui, bukan benar-benar zaken kabinet.Lah,bagaimana ya? Reshuffle
kabinet kali ini, memang sepertinya membuat SBY ragu dan tidak mau salah
langkah. Reshuffle membuat hati SBY terluka.Dalam Perang Badar, saat
Nabi Muhammad SAW memimpin kaum muslimin perang melawan kaum pembangkang
iman (kafir), Nabi Muhammad terluka. Ini luka beneran!

Rahangnya tertusuk panah, hingga luka berdarah. Sahabat bingung! Sibuk
ingin menolong. Sementara itu, Nabi sibuk menjaga agar jangan sampai
darah menetes ke tanah. Sahabat berkata,"YaaNabi, biarkan darah menetes
ke tanah, biar kami yang bantu mencabut panah yang tertempel di
rahangmu!", Nabi berkata, "Tidak! Kalau darah ini menetes ke tanah,
Allah akan murka! dan memusnahkan mereka.Aku ingin agar mereka atau
keturunan mereka dapat hidayah".

Nabi rela menunda "mencabut panah", demi menyelamatkan umat. Jika pak
SBY ragu, tunda saja reshuffle, tetapi paksa menteri bekerja lebih
keras, berprestasi lebih banyak, hilangkan korupsi di kementrian .
Jangan cecerkan darah ke tanah, tahan penderitaan dan sejahterakan
Republik ini.●

TITO SULISTIO
Pemerhati Sosial Politik

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/436338/

--
"One Touch In BOX"

To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

No comments: